Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Banyak Umat Muslim Suka Naik Haji Sampai Berkali-kali, Sedang Tetangga Kanan Kirinya Masih Banyak yang Kekurangan?

25 Mei 2024   09:07 Diperbarui: 25 Mei 2024   09:10 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Oleh: Eko Windarto

Tentunya, menjadi muslim dan beragama Islam mempunyai suatu kewajiban bagi para pemeluknya untuk menjalankan rukun Islam kelima, yaitu menunaikan ibadah haji. Ibadah haji merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang sudah mampu secara finansial dan fisik.

Maka, jelaslah bahwa kecenderungan banyak umat Muslim yang ingin naik haji dapat dipahami sebagai suatu bentuk pelaksanaan dari rukun Islam kelima ini. Namun, apa yang terjadi jika ada sebagian umat Muslim yang sudah menunaikan ibadah haji, bahkan beberapa kali, sedangkan tetangga kanan kirinya masih kekurangan di dalam aspek finansial bahkan merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka sehari-hari?

Fenomena ini tentunya menjadi suatu pertanyaan yang menarik untuk dijawab. Pada dasarnya, karyawan atau pekerja yang memiliki penghasilan tetap dan cukup banyak, biasanya akan menjadi lebih mudah dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, termasuk di dalamnya yaitu untuk memenuhi rukun Islam kelima, yaitu ibadah haji. Namun, bagaimana dengan mereka yang belum mampu secara finansial untuk pergi haji?

Dalam ajaran Islam, ada beberapa amalan bermanfaat yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengganti haji bagi mereka yang belum mampu melakukannya. Salah satunya adalah melakukan ibadah umroh, yang lebih murah biayanya dibandingkan dengan biaya haji, tetapi dengan pahala yang sama besar. Selain itu, ada juga sedekah dan pengorbanan yang bisa dilakukan untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Namun, mengapa masih ada beberapa umat Muslim yang lebih memilih untuk menunaikan ibadah haji yang mungkin sudah dilakukan berkali-kali, daripada membantu sesama tetangganya yang membutuhkan?


Beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan ini antara lain adalah persepsi tentang ibadah haji sebagai suatu tanda keberhasilan dalam hidup, di mana menunaikan haji secara berulang kali menjadi simbol dari kesuksesan hidup. Selain itu, adanya tekanan sosial dari masyarakat sekitar yang biasanya mengekspektasikan setiap umat Muslim untuk menyelesaikan lima rukun Islam secara sempurna, termasuk rukun kelima yaitu ibadah haji.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah belum adanya pemahaman yang cukup tentang pentingnya memberikan bantuan kepada sesama sesuai dengan kapasitas dan kemampuan finansial masing-masing. Sebagian umat Muslim belum menyadari bahwa membantu sesama termasuk infaq atau sedekah juga merupakan ibadah yang bernilai pahala besar dalam ajaran Islam.

Oleh karena itu, untuk mendorong umat Muslim agar lebih sadar akan pentingnya membantu sesama, diperlukan adanya edukasi dan pengkondisian dari masyarakat sekitar, media, dan lembaga-lembaga keagamaan. Pengkondisian ini bertujuan untuk membentuk kesadaran dan keinginan bagi umat Muslim untuk memberikan bantuan kepada sesama ketika mampu melakukannya.

Dalam prakteknya, seringkali juga dibutuhkan kerjasama antara lembaga-lembaga keagamaan dengan lembaga-lembaga sosial dan lembaga pemerintah yang memiliki peran penting dalam membantu masyarakat. Melalui kolaborasi yang baik, diharapkan akan terbentuk kesadaran sosial yang kuat dan saling tolong menolong antar sesama umat manusia.

Akhirnya, meskipun banyak umat Muslim yang menunaikan ibadah haji berulang kali, ini tentu saja bukan hal negatif selama hal itu dilakukan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Namun, perlu dihimbau juga untuk selalu memperhatikan kondisi sesama dan tidak lupa membantu mereka yang membutuhkan sekitar kita dalam rangka menjalankan ajaran Islam yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun