Manusia harus menggunakan daya akal budinya untuk mempertimbangkan sikap-sikapnya menurut pertimbangan penting, bermakna dan bernilai dari rasa sakit akibat hukuman itu. Jika rasa sakit itu hanya bersifat sementara waktu, maka tidak penting dan tidak bernilai untuk mempersoalkan hukuman di sekolah ke ranah hukum. Lebih baik peserta didik menahannya demi nilai-nilai pendidikan. Dengan demikian  hal itu memunculkan kesadaran untuk memperbaiki diri di masa depan.
   Jika hukuman fisik itu menimbukan rasa sakit yang benar-benar fatal, misalnya: patah kaki, luka parah bahkan kematian, maka langkah paling bermakna ialah dengan melaporkan pelaku kekerasan itu ke aparat hukum. Agar pelaku kekerasan fisik itu dapat dihukum seadil-adilnya menurut hukum positif.
   Pemberlakukan hukuman oleh guru dengan motif pendidikan dalam lingkungan sekolah tidak merupakan langkah mundur dalam hal mutu pendidikan. Banyak siswa/i menjadi orang-orang sukses di masa depannya setelah mengalami hukuman. Hukuman di sekolah oleh guru merupakan kebajikan. Saat itu, mereka berhasil menahan rasa sakit dan menahan emosi, dengan demikian mereka mendapatkan banyak makna dan kaidah penting untuk masa depan. Mereka berpikir bahwa hal penting dan bermakna demi pendidikan ialah menahan rasa sakit fisik itu. Rasa sakit fisik hanya bersifat sementara saja. Beberapa menit lagi, rasa sakit dipulihkan.
   Sehingga mengharapkan untuk menghapus sama sekali hukuman di semua lembaga pendidikan agak sulit. Sebaiknya kita harus memahami hukuman itu dengan rasa intelektual demi pendidikan. Meskipun lembaga-lembaga pendidikan adalah pusat-pusat pengkajian moral, adat dan hukum, namun kita tidak boleh melangkah secara tergesa-gesa pada ranah moral, adat dan hukum dalam hal hukuman guru dengan motif pendidikan. Lebih tepat, kita mengatakan bahwa hukuman di sekolah terjadi karena tuntutan norma kelaziman. Norma kelaziman menuntut  kebajikan-kebajikan manusia demi meraih kebahagiaan. Hukuman dilakukan oleh guru agar siswa/i dapat meraih kebahagiaan. Dengan memberikan hukuman, guru sedang melakukan kebajikan-kebajikan.
   Benar, hukum alam tidak boleh ditinggalkan sama sekali. Semua hukum positif harus mengambil inspirasi dari hukum alam. Hukuman bisa memunculkan rasa takut dan efek jera.   Hukuman adalah bagian hukum alam dalam kekuasaan yang patut diterima sebagai konsekuensi dari hidup sosial. Siapapun dia, di mana saja dia hidup di dunia, dia tidak luput dari hukum alam. Lebih penting dan bernilai dari hukuman di sekolah ialah kemampuan para siswa/i menahan rasa sakit dengan gagah berani dalam diri sendiri yang biasanya hanya bersifat sementara.
   Manfaat hukuman di sekolah ialah peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas sebagai tradisi pendidikan di setiap sekolah harus dibayar mahal. Hukuman di sekolah menuntut para siswa/i agar mampu menahan rasa sakit. Hal itu merupakan konsekuensi logis dari usaha keras dari pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas dalam pendidikan.
   Ketakutan terhadap penguasa itu merupakan bagian dari iman. Penegakkan norma adat, norma tata susila, norma kesopanan, norma moral, norma hukum dan norma agama memerlukan hukuman dalam bentuk kekerasan.
   Penegakkan disiplin hidup dalam segala aspek hidup adalah perjuangan besar yang belum selesai hingga hari ini. Kita butuh waktu panjang untuk mencapai keadaan saat disiplin hidup dalam pekerjaan di negara-negara berkembang sudah tidak menjadi masalah lagi.
   Kurangnya disiplin hidup setiap hari adalah akibat dari banyaknya masalah hidup bersama di sekolah yang belum selesai. Salah satu masalah yang rumit ialah keadilan sosial-ekonomi. Bahaya materialisme dalam pendidikan dapat meruntuhkan mental para pendidik.
   Di sekolah, hukum alam bukan merupakan hukum moralitas (bathiniah). Hukum alam di sekolah berlaku dalam konteks pendidikan. Sehingga dalam konteks pendidikan, hukuman di sekolah boleh digunakan untuk menjaga aturan dalam pendidikan. Dengan ditegakkannya aturan dalam pendidikan, maka secara tidak langsung aturan moralitas juga ditunjang. Aturan itu mewajibkan. Sehingga orang harus taat pada aturan sekolah karena mengandung paksaan dengan motif pendidikan. ()
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI