"Jika Engkau Ingin Melatih Dirimu Berintegritas, Maka Latihlah Dibulan Suci Ramadhan" Ajibon 1982
Bulan Ramadhan jangan biarkan berlalu tanpa makna, bulan ini bisa menjadi bulan untuk menepah diri menjadi berintegriras dan jujur, jika besi ditempa api untuk menjadi pedang, maka bulan Ramadhan menempa manusia untuk menjadi Permata yang berkilau dan indah dari sikap taduknya,menyejukkan siapapun ,dan dimanapun.
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (Al-Baqarah: 183). Inilah ayat yang menjadi landasan yang mewajibkan ummat islam untuk melaksanakan puasa khususnya dibulan suci Ramadan ini. Momentum berpuasa selama kurang lebih sebulan dibulan suci Ramadan.
Puasa memang merupakan sebuah kewajiban dan tidak mungkin ALLAH SWT mewajibkan suatu hal untuk dilaksanakan jika didalamnya tidak terdapat sesuatu yang sangat bermanfaat, bahkan diakhir surah AL-Baqarah tersebut dijelaskan bahwa kewajiban puasa bagi kalian tidak lain memiliki output akhir yakni menjadikan ummat manusia menjadi bertaqwa,secara bahasa kata Taqwa secara bahasa berasal dari kata  berasal dari kata waqa yang artinya memelihara, yakni menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat.
Karena itu momentum bulan suci Ramadan ini harusnya mampu dijadikan sebagai ajang untuk melatih diri menjadi seorang pemimpin yang mampu membawah sebuah perubahan bagi rakyat yang dipimpinnya, karena itu jika anda ingin mengasah kepemiminan anda sehinggah mampu mencapai kesuksesan dunia dan akhirat maka disiilah momentumnya, dibulan suci Ramadan ini saatnya membangun salah satu karakter seorang pemimpin sejadi dan abadi adalah mereka memiliki Sikap Jujur atau Integritas Sebahagian orang tentunya memiliki ambisi untuk menjadi Pemimpin atau Leader dalam konstelasi politik misalnya acap disaksikan bagaiman proses suksesi pesta Demokrasi melalui Pilkada penuh dengan persaingan yang begituh kompetitif.Â
Namun tidak jarang justru pemimpin yang terpilih sebelum memasuki masa berakhir dari kepemipinannya justru dia terjebak dalam pusaran kasus korupsi. semua ini terjadi disebabkan oleh masih rendahnya kejujuran atau integritas yang dimiliki seorang pejabat.
Menjadi seorang pemimpin tentunya memerlukan kompetensi khusus,menjadi pemimpin (Leader) tanpa mengetahui ilmunya maka kepemimpinan itu akan menjadi sia-sia dan tidak jarang seorang pemimpin akan terjerumus kedalam jeruji besi karena persolan karakter seperti melakukan korupsi.Â
Sudah banyak Pemimpin selevel Kepala Daerah Gubernur/Bupati/walikota mengalami nasib tragis  dalam karirnya yakni berkahir dibelakang Jeruji Besi karena harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena terseret pusaran Korupsi. Menjadi Pemimpin tentunya harus memiliki pengaruh.
Pemimpin dan Pengaruh ibaratnya dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, seorang pemimpin tanpa memiliki pengaruh maka kepemimpinan itu menjadi mati seperti halnya Zombi hidup tanpa jiwa , pengaruh merupakan jiwa dari sebuah kepemimpinan, sehinggah kepemimpinan kemampuan mengarahkan orang untuk mengikuti apa yang kita inginkan dalam mencapai sebuah tujuan.
Puasa dibulan suci Ramadan ini bisa dijadikan training untuk mengembalikan nilai-nilai kejujuran yang ada dalam diri manusia sebagai pengejantawahan sifat-sifast ilahi yang ditiupkan kedalam diri manusai melalui roh sehinggah sifat sifat tuhan tetap bisa hidup dan dirasakan sehinggah ketika lebaran datang disebut dengan lebaran idul fitrih yang bermakna manusai kembali kefitrahnya yakni sala satu fitrah tersebut adalah menjadi manusia yang jujur.Â
Puasa akan melatih kita menjadi jujur (berintegritas), karena dengan berpuasa kita membiasakan idiri untuk tidak makan ataupun minum meskipun tidak ada orang yang mengawasi namun menyadari Allah SWT senantiasa mengawasi sikap tanduknya setiap saat.
Dalam surah albaqara 183 juga disebutkan bahwa puasa juga sudah diwajibkan atas ummat-ummat terdahulu sehinggah dipastikan semua Nabi dan Rasul berseta ummatnya sudah mengenal dan melaksanakan yang namanya ibadah puasa, mereka yang terpilih menjadi utusan tuhan yang disebut Nabi/rasul Mereka memiliki kesamaan yakni memiliki kejujuran (Integritas), misalnya Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat oleh Allah SWT menjadi Rasul maka sejak kecil beliau sudah diberi gelar oleh masyarakat Quraish dengan gelar AL-AMin yang mengadung makna orang yang dapat dipercaya, demikian pula nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT kedunia ini maka sikap yang pertama kali yang menjadi karakter kepribadiannya adalah Integritas/orang yang dapat dipercaya.Â
Karena itu jika anda ingin menjadi Pemimpin yang akan dikenang dan memiliki pengaruh yang kuat maka yang pertama yang harus dimiliki adalah Integritas, Integritas/kejujuran ibaratnya adalah Pondasi awal dalam membentuk kepemimpinan itu sendiri jika dianalogikan sebagai sebuah bangunan gedung maka gedung bisa menjadi kuat dan kokoh sangat dipengaruhi oleh pondasinya, karena itu integritas/kejujuran merupakan pondasi awal dari sebuah kepemimpinan.Â
integritas/kejujuran harus dimiliki seorang pemimpin, Jika pemimin bermasalah dengan integritas/kejujuran maka kepemimpinannya akan tumbang sebaliknya jika seorang pemimpin mampu menumbuhkan integritas maka kepemimpinannya akan semakin kuat dan kokoh, tak terhitung sudah berapa banyak pemimpin akhirnya tumbang selama menjabat karena bermasalah dengan integritas sudah ratusan kepalah daerah akhirnya roboh dari kekuasaannya karena bermasalah dengan integritas karena melakukan perbuatan Korupsi.Â
Karena jagalah Integritas dalam memimpin karena integritas pondasi kepemimpinan. karena itu momentum puasa ini akan mampu melahirkan output kejujuran dalam setiap pribadi manusia selama dia bersungguh sungguh dalam melaksanakan ibadah dibulan Ramadan ini termasuk puasa dan tarwih dan ibadah lainnya.selamat menunaikan ibadah Puas1 1443 H,
Salam kebahagiaan
Edi Abdullah/PAK 915.1.00057 2018 Widyaiswara LAN RI/Trainer The Great Leadership