Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam ragam kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap wilayah di Indonesia memiliki suku yang berbeda-beda dan membawa kearifan lokal serta kebudayaan yang berbeda beda pula. Hal ini lah yang menjadikan Indonesia sesuai dengan semboyan negara yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" yang mana bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Salah satu suku yang terdapat di wilayah barat Indonesia, tepatnya Sumatera Utara ialah suku Batak Toba. Suku Batak Toba merupakan salah satu suku yang mana gemar melakukan budaya bertenun sehingga menjadikannya salah satu kearifan lokal bagi suku Batak Toba. Istilah Martonun Ulos merupakan kegiatan menenun kain yang disebut ulos dan dilakukan oleh masyarakat suku Batak Toba yang masih berada di wilayah asli mereka yaitu Tapanuli Utara dan sekitarnya. Â Kain Ulos Batak Toba merupakan salah satu warisan budaya Nusantara yang kaya akan nilai filosofis dan estetika. Selain sebagai simbol adat dan identitas budaya, kain Ulos juga mengandung unsur matematika, khususnya dalam pola geometri yang digunakan. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep etnomatematika yang terkandung dalam pola geometri kain Ulos Batak Toba, serta mengungkap bagaimana matematika tradisional ini dipahami dan diaplikasikan dalam budaya masyarakat Batak. Melalui pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif, penelitian ini menunjukkan bahwa pola geometri pada kain Ulos tidak hanya memiliki makna budaya yang mendalam, tetapi juga mencerminkan kecerdasan matematika masyarakat Batak dalam menciptakan simetri, transformasi, dan pola berulang.Etnomatematika adalah bidang studi yang mempelajari hubungan antara matematika dan budaya, khususnya bagaimana konsep matematika digunakan dalam praktik kehidupan sehari-hari oleh suatu masyarakat. Dalam konteks Nusantara, etnomatematika menjadi jendela untuk memahami kekayaan intelektual dan kreativitas masyarakat tradisional. Salah satu contoh nyata adalah kain Ulos Batak Toba, yang tidak hanya berfungsi sebagai pakaian adat, tetapi juga sebagai media ekspresi budaya dan matematika.Â
Kain Ulos memiliki pola-pola geometris yang kompleks dan sarat makna. Pola-pola ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga mencerminkan pemahaman masyarakat Batak tentang konsep matematika seperti simetri, translasi, rotasi, dan refleksi. Artikel ini akan mengkaji lebih dalam tentang pola geometri pada kain Ulos Batak Toba dan bagaimana konsep etnomatematika ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran matematika modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap kain Ulos Batak Toba, wawancara dengan para pengrajin Ulos, dan studi literatur terkait budaya Batak. Analisis data difokuskan pada identifikasi pola geometri dan makna budaya yang terkandung di dalamnya.Hasil dan Pembahasan
Pola Geometri pada Kain Ulos Batak Toba
Kain Ulos Batak Toba memiliki berbagai pola geometris yang khas, seperti garis-garis lurus, zigzag, segitiga, dan bentuk-bentuk simetris lainnya. Pola-pola ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kepercayaan, status sosial, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Batak.Contoh pola yang sering ditemukan adalah:
Pola Gorga: Pola ini menyerupai ukiran tradisional Batak yang sering ditemukan pada rumah adat. Pola Gorga terdiri dari garis-garis berulang yang membentuk simetri dan keseimbangan.
Pola Bintang Maratur: Pola ini menggambarkan bintang yang tersusun rapi, mencerminkan konsep keteraturan dan harmoni.
Pola Sirat: Pola ini terdiri dari garis-garis horizontal dan vertikal yang saling bersilangan, melambangkan hubungan antara manusia dengan alam dan sang pencipta.
Konsep Matematika dalam Pola Ulos
Pola-pola geometri pada kain Ulos mencerminkan pemahaman masyarakat Batak tentang konsep matematika, antara lain: