Kita berdua itu udah cukup untuk ngalahin dunia sebesar ini.
Lala (Putri Marino) seorang atlit berprestasi serta pelajar dengan banyak pengagum bertemu dengan Yudhis (AdipatI Dolken) diruang guru pada moment yang tidak pas. Lala sedang mengerjakan tugas tambahan untuk mengejar ketertinggalan pelajarannya sedangkan Yudhis berusaha mengambil kembali sepatunya yang disita oleh guru.Â
Lala dan Yudhis kemudian menjalin hubungan spesial dan membawa keduanya dalam situasi yang rumit. Lala sedang berusaha mempertahankan posisinya dalam tim loncat indah yang akan diberangkatkan ke Sea Games apalagi pelatih tim yang juga ayah Lala (Yayu A.W. Unru) sedikit mengacuhkan Lala karena sedang mendidik anak baru yang kemudian mulai menyaingi Lala, sementara Yudhis sendiri malah terus-terusan ingin ada didekat Lala bahkan lebih mengekang Lala dengan sifat cemburu yang cenderung kasar.
Perilaku Yudhis lambat laun mulai mempengaruhi kehidupan Lala, bahkan Lala memutuskan untuk keluar dari tim setelah terjadi insiden saat latihan yang melibatkan Yudhis. Lala mulai tidak nyaman terhadap Yudhis namun setiap kali ia meminta putus Yudhis selalu datang memohon maaf dan mampu meluluhkan kembali hati Lala.
Lala yang semakin penasaran dengan perilaku Yudhis kemudian mencoba mencari informasi tentang keluarga Yudhis, hingga Lala bisa melihat langsung sikap keras mama Yudhis (Cut Mini) terhadap Yudhis yang kemudian membuat Lala semakin menaruh simpati terhadap Yudhis.Â
Sang sutradara, Edwin juga mampu menerjemahkan skenario itu ke dalam sajian tontonan yang mampu menguras emosi meskipun tidak terlalu mendayu-dayu namun terus memicu keingin tahuan untuk menonton film ini sampai habis.
Untuk akting sendiri, Adipati Dolken dan Putri Marino mampu tampil menawan. Spesial untuk Putri Marino yang di film ini merupakan penampilan perdananya di layar perak namun mampu berakting natural sebagai Lala sang pencinta namun selalu terjebak dalam rasa cintanya, alhasil piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik pada FFI 2017 berhasil diraihnya.
Jangan lupakan Cut Mini yang meskipun tampil sebentar namun mampu memberikan penampilan kuat sebagai mama Yudhis yang keras sehingga mampu menguatkan cerita.
Dari film ini kita bisa belajar satu hal yaitu terkadang cinta bisa menjadi alasan untuk melakukan kekerasan.