Mohon tunggu...
1130022038 SITI RAHMAWATI
1130022038 SITI RAHMAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya membaca dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Implementasi Penguatan Ibu Menyusui melalui Terapi Spiritual Mindfulness

18 Juli 2025   08:50 Diperbarui: 18 Juli 2025   08:46 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Di tengah upaya global untuk meningkatkan kualitas hidup generasi masa depan, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi menjadi pilar utama yang tidak boleh diabaikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan setidaknya 50% cakupan ASI eksklusif global tercapai pada tahun 2025. Namun, di Indonesia, angka ini masih berada di bawah target, dengan berbagai faktor yang memengaruhi rendahnya tingkat keberhasilan menyusui.

Salah satu faktor yang sering kali luput dari perhatian adalah lemahnya niat dan motivasi ibu dalam menyusui, yang berakar pada tekanan psikologis dan kurangnya dukungan spiritual. Banyak ibu merasa cemas terhadap kemampuan mereka memproduksi ASI, padahal secara fisiologis, sekitar 95–98% perempuan dapat menghasilkan ASI yang cukup. Sayangnya, mitos, stres, dan persepsi negatif membuat banyak ibu memilih menyerah sebelum mencoba secara optimal.

Dari Niat Menjadi Tindakan: Pentingnya Persiapan Mental dan Spiritual

Dalam teori psikologi perilaku, niat adalah akar dari setiap tindakan. Ibu yang memiliki niat kuat menyusui cenderung lebih bertahan dalam proses menyusui, bahkan ketika menghadapi tantangan. Niat ini tidak muncul begitu saja—ia dibentuk oleh pengetahuan, pengalaman sebelumnya, dukungan sosial, dan yang tak kalah penting: kekuatan batin.

Niat menyusui yang kuat dibangun sejak kehamilan. Masa ini merupakan waktu krusial dalam mempersiapkan tidak hanya tubuh, tetapi juga pikiran dan jiwa ibu agar siap menjalankan proses menyusui. Untuk itu, pendekatan yang mengintegrasikan aspek psikis dan spiritual sangat dibutuhkan dalam upaya penguatan ibu menyusui.

Terapi Spiritual Mindfulness: Menyelaraskan Tubuh, Pikiran, dan Jiwa

Terapi spiritual mindfulness adalah bentuk intervensi psikospiritual yang memadukan kesadaran penuh (mindfulness) dengan nilai-nilai spiritual untuk menciptakan ketenangan, penerimaan, dan keyakinan diri. Terapi ini membantu ibu untuk hadir secara utuh dalam proses kehamilan dan menyusui, mengelola kecemasan, serta memperkuat ikatan emosional dengan bayi.

Latihan mindfulness seperti conscious breathing, refleksi diri, doa, dzikir, afirmasi positif, dan meditasi syukur bukan hanya menenangkan pikiran, tetapi juga memberi makna spiritual terhadap peran keibuan. Dalam momen tenang ini, ibu belajar untuk percaya pada tubuhnya sendiri, merasakan kehadiran bayi, dan menerima setiap perubahan sebagai bagian dari proses sakral menjadi seorang ibu.

Praktik spiritual ini juga memperkuat motivasi intrinsik—dorongan batin yang muncul bukan karena imbalan, melainkan karena kesadaran akan pentingnya menyusui sebagai bentuk kasih sayang dan tanggung jawab kepada anak. Ketika motivasi ini diperkuat oleh nilai religius dan mindfulness, maka niat menyusui menjadi semakin kokoh dan tidak mudah goyah.

Dari Komunitas ke Kebijakan: Integrasi dalam Layanan Kesehatan Ibu

Implementasi terapi spiritual mindfulness dapat dilakukan dalam bentuk sesi kelompok ibu hamil dan menyusui yang dipandu oleh tenaga kesehatan profesional dan fasilitator spiritual. Program ini bisa menjadi bagian dari layanan antenatal atau posyandu, terutama di daerah dengan cakupan ASI eksklusif yang rendah. Materi yang diberikan tidak hanya edukatif, tetapi juga transformatif—membantu ibu menyusun strategi mental dan spiritual dalam menghadapi fase menyusui.

Fasilitator dapat mengajak ibu melakukan refleksi tentang makna menyusui dalam perspektif agama, memperkenalkan teknik relaksasi spiritual, serta menguatkan dukungan dari pasangan dan lingkungan. Dengan demikian, terapi ini bukan hanya menyentuh individu, tetapi juga mendorong terbentuknya ekosistem yang mendukung keberhasilan menyusui.

Kontribusi untuk Masa Depan: Membangun Generasi Emas

Keberhasilan menyusui berdampak luas: meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menurunkan risiko penyakit tidak menular, hingga mendukung perkembangan intelektual anak. Bahkan, World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) menyatakan bahwa kegagalan menyusui dapat menyebabkan kerugian ekonomi global hingga USD 302 miliar per tahun.

Lebih dari itu, penguatan ibu menyusui melalui pendekatan spiritual juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti pengentasan kelaparan (tujuan 2), peningkatan kesehatan (tujuan 3), dan pemberdayaan perempuan (tujuan 5).

Melalui implementasi terapi spiritual mindfulness, kita tidak hanya membantu ibu menyusui secara lebih utuh, tetapi juga meletakkan dasar bagi lahirnya generasi yang sehat secara fisik, kuat secara mental, dan luhur secara spiritual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun