Mohon tunggu...
022_A_Erma Rilis
022_A_Erma Rilis Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

beauty adalah hal favorite

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Standar Kecantkan Indonesia Lukai Banyak Perempuan

30 November 2022   21:05 Diperbarui: 30 November 2022   21:04 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Standar kecantikan Indonesia, dimulai sejak tokoh pewayangan Ramayana populer Tokoh Sinta, istri dari Rama, yang digambarkan 'bercahaya bak rembulan' ditafsirkan sebagai wanita yang memiliki kulit bercahaya.

Ketika memasuki zaman penjajahan bangsa Eropa, produk-produk kecantikan diiklankan mengikuti standar mereka, begitu juga saat penjajahan Jepang. Terlepas dari berubahnya penguasa, yang tidak berubah adalah standar kecantikan mereka yaitu, kulit putih. Bukan lagi kuning langsat, seperti kulit khas aristrocrat. Bukan juga kulit sawo matang, kulit khas penduduk negara tropis. Jika menengok sejarah, standar kecantikan Indonesia memang paling banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Apalagi dengan kuatnya arus globalisasi di era modern ini, yang menjadikan standar kecantikan orang Indonesia tidak pernah lagi benar-benar Indonesia.

Bahkan selama ini, industri kecantikan di Indonesia berkembang pesat di atas perasaan insecure para perempuan terhadap tubuh dan wajahnya. Mereka menciptakan berbagai produk seperti krim pemutih wajah, obat pelangsing tubuh, losion anti keriput, dan lain sebagainya.Dengan membuat standar yang 'mustahil' seperti itu dan seragam lewat media, yaitu kulit putih dan mulus, tubuh langsing, perempuan dibuat berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan tubuh mereka dan harus diubah demi masuk standar kecantikan tersebut.

Beberapa waktu belakangan ini standar kecantikan kerap kali menjadi perdebatan di media sosial. Tanpa disadari, banyak orang yang sering salah persepsi perihal kecantikan fisik, yang pada akhirnya berujung dengan membanding -- bandingkan dan menjadi preferensi tersendiri dalam memandang orang yang menarik bagi dirinya. Standar kecantikan terkadang menjadi acuan seseorang untuk menilai penampilan orang lain. Standar kecantikan di Indonesia umumnya adalah berkulit putih dan bersih, rambut lurus, kurus, tinggi dan lainnya. Apabila mendengar kata cantik itu yang muncul di hati terdalam dan pikiran kita adalah merujuk pada cantik secara fisik. 

Karena memang standar umum begitu adanya. Dari kecil kita diajak menilai bahwa cantik itu secara fisik dan banyak orang menyebutkan bahwa perempuan harus good looking. Hal ini sudah seperti sesuatu yang melekat di banyak perempuan Indonesia.

Hal ini terjadi berkaitan dengan media sosial yang mendukung representasi kecantikan. Selama beberapa tahun terakhir, media menyajikan makna standar kecantikan seperti yang disebutkan sebelumnya. Hal ini menyebabkan banyak orang-orang yang sedih atau malu karena tidak memenuhi standar kecantikan tersebut dan merupakan korban dari persepsi yang sudah ditanamkan. Ibaratnya standar kecantikan itu sudah mengakar, sehingga membuat mereka insecure dan tidak percaya diri. Padahal tidak ada yang salah dengan dirinya, hanya saja mereka korban dari paparan informasi yang lama-kelamaan menjadi standar sebuah kecantikan.

Sebenarnya, sudah banyak sekali perempuan yang menyurakan dan membantu sesama wanita lain agar memiliki mindset bahwa cantik tuh tidak harus putih, langsing, pintar dandan, pintar memilih baju dan lain lain. Tetapi pada kenyataannya semakin kesini justru standar kecantikan di Indonesia semakin menghilangkan kepercayaan diri perempuan yang mana disebakan oleh perempuan itu sendiri, keluarganya sendiri, bahkan lelaki.

Padahal seharusnya kecantikan ini tidak memiliki standar, karena sifatnya yang relatif. Seseorang yang menurut saya cantik atau tampan belum tentu sama indahnya dimata orang lain. Semua orang itu unik dan spesial dengan caranya sendiri-sendiri,  yang terpenting adalah sikap dan hati yang baik. Jadi menurut saya orang-orang tidak bisa memberikan standar bahwa cantik itu harus seperti ini maupun seperti ini, karena setiap individu itu berbeda-beda.

Obsesi terhadap beauty idealism dari manapun / siapapun tidak akan memberikan keuntungan bagi diri kita. Lebih baik menghindari dan jangan terpengaruh oleh apa yang media / iklan promosikan sebagai beauty standard, karena standar kecantikan yang universal itu tidak ada. Kecantikan akan selalu unik dan bervariasi. Ketika ingin mengubah diri, baik itu penampilan maupun aspek lainnya, sudah seharusnya itu dilakukan untuk mendapat versi terbaik dari diri kita sendiri. Satu-satunya cara meningkatkan penampilan dengan motivasi & tujuan yang benar dengan cara self-improvement yang pastinya akan memberikan kepuasan diri / self-respect. 

Dan yang terakhir, kepuasan itu sejatinya tidak pernah didapatkan dari persetujuan orang lain, melainkan dari self-love dan self-respect.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun