Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Tua dan Sebuah Rahasia

27 November 2019   14:15 Diperbarui: 27 November 2019   14:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Mulai hari ini hingga ratusan tahun ke depan, tak lagi ada kata-kata yang merayakan kebebasan. Ritual hening seppuku berlangsung sendiri, tak ada prosesi tanto harakiri. Tak lagi menusuk makna, tapi merobek jiwa. Dalam persembunyian kelam, mengiris kekejaman rasa paling dalam.

Kebebasan kata-kata terjebak dalam rahasia ragam pertempuran, aneka pertarungan, hingga tersandera gagu dalam perkelahian satu lawan seribu. Kemenangan berjumpa kekalahan, kebanggaan bersua keputusasaan. Rahasia hati dibiarkan menemani tangisan sunyi matahari.

Nun jauh di negeri seberang!
Mata senja lelaki tua memagut cahaya jingga, yang bergayut di balik tabir jendela. Seketika tangannya meraih bulu angsa dan sebotol cairan tinta. Menggores pesan pada sehelai kertas yang tak kunjung usai, untuk urusan orang-orang yang tak pernah selesai.

"Pedagang roti memiliki sebuah rahasia : Tak mungkin roti terpanggang, jika oven-nya dibiarkan terbuka!"

Curup, 27.11.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun