Mohon tunggu...
yusufans mu
yusufans mu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa-pekerja -

punya iktikad bisa menulis dengan baik dan benar. (CAMEO) Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andai Dahlan Iskan Debat Jelang Pilpres

4 Juli 2014   15:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:31 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SEANDAINYA Dahlan Iskan yang menjadi cawapres, perdebatan antar cawapres Minggu lalu (29/6/14) pastilah tidak akan normatif, kering, dan membosankan, khusunya terkait iptek. Dari kolom-kolom Manufacturing Hope (MH) Dahlan di Jawa Pos selam ini, sudah terbaca gagasan dan langkah yang akan dimajukannya dalam perdebatan. Isu mendasar yang mungkin disampaikan adalah gagasan produksi dan pemasaran iptek nasional yang dikemas dalam visi Indonesia menjadi produsen dan pemasaran iptek kelas dunia.

-Produksi Iptek
Dahlan Iskan memiliki 3 langkah menjadikan Indonesia produsen iptek kelas dunia.
Pertama adalah menarik para ahli iptek mumpuni warga Indonesia yang tersebar di berbagai negara maju. Caranya bukan dengan iming-iming gaji tinggi seperti pendapat Jusuf Kalla dalam debat cawapres, namun dengan menyiapkan fasilitas memadai bagi mereka dalam berkarya.
Contoh positif untuk langkah pertama ini yaitu menarik ahli satelit Dr Meiditomo S. dari luar negeri untuk mengelola BRISat(Satelit milik BRI) yang dibeli dari Space System/ Loral AS. Contoh negatif yaitu menarik Dr. Ricky Elson, ahli motor listrik dari Jepang. Namun terpaksa kembali ke Jepang karena tidak terfasilitasi di Indonesia.
Langkah kedua adalah memfasilitasi para jenius lokal atau penemu-penemu lokal nusantara.
Dahlan sudah menemukan banyak jenius lokal dari blusukan-nya. Misal Mahmud, lulusan Teknik Kimia Undip Semarang mengembangkan algae air tawar untuk bahan produksi tepung spirulina bebas logam berat, arsen, dan NaCl yang sangat diminati industri. Ada lagi, Sidiq, pemuda Malang menemukan pengering gabah tenaga surya. Agus Zamroni, warga Ponorogo menemukan mesin panen padi portabel. Dan Adi Widjaya di Grobogan menemukan kedelai varietas unggul. Dan banyak penemuan dari petani-petani inovator.
Langkah ketiga adalah membeli dan menguasai iptek yang sudah diringkas dalam bentuk pabrik atau instalasi. Contoh pembelian iptek PT Inalum dari Jepang dan PT Kaltim Pasifik Alakalinita oleh PT PIHC dari Mitsui & Tomen, Jepang.

-Pemasaran Iptek
Langkah pemasaran ini membantu Indonesia menjadi produsen iptek kelas dunia.
Dahlan telah banyak memasarkan iptek lewat Kementerian BUMN. Contoh pemasaaran produksi isotop dengan Shine, AS, untuk isotop kedokteran modern. Pemasaran iptek pambangunan tol PT Wijaya Karya ke Aljazair dengan pengakuan terbaik di sana.
Pemasaran lain dengan penerapan iptek kita dalam bentuk perusahaan di negara lain. Contoh PT Pertamina yang berhasil mendirikan bisnis di Aljazair. Ada lagi pembelian pabrik semen di Vietnam oleh PT Semen Gresik, pembukaan tambang timah di Myanmar oleh PT Timah, dan ekspansi oleh PT Telkom ke Timor Leste. Jelas, banyak BUMN bermain di bidang iptek dunia.
Semua contoh dari ketiga langkah itu adalah dari tulisan di Manufacturing Hope Dahlan Iskan yang dimuat Jawa Pos dalam beberapa edisi.
Bagi Dahlan Iskan, pendekatan sinergi peneliti, pebisnis, dan pemerintah yang diusulkan Hatta Rajasa tidak lagi hanya wacana. Itu telah diterapkan tanpa teori. Dan bagi Dahlan hanya ada teori ''kerja, kerja, dan kerja''.
*Sayangnya Dahlan Iskan bukan yang berdebat sebagai capres atau cawapres. Namun semoga Presiden terpilih nantinya dapat menarik visi iptek Dahlan Iskan.

**Penggubahan dari tulisan M. T. Felix Sitorus(Sosiolog & peneliti sosial independen, mtfelixstr@yahoo.co.id) dari Jawa Pos edisi Jumat, 4 Juli 2014 hal. 4.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun