Kenapa? karena mungkin saya akan lebih condong dan memilih untuk bergelut dalam dunia maya itu, karena merasa bisa refreshing dan bisa kabur dari realitas, semua aktivitas dan kegiatan rumah tangga yang tiada habisnya. Bukan saya saja, sepertinya temen-temen disini saya yakin punya perasaan yang sama tentang kerjaan RT yang tiada habisnyanya, sering dihadapkan akan pilihan untuk prioritaskan yang mana dulu saking banyaknya pekerjaan yang semunya terlihat penting.
Bukannya tak cinta dan tak kangen dengan sanak keluarga saudara dan teman-teman di Indoneia, tapi saya pribadi urusan rumah tentu saja wajb untuk didahulukan, karena ya mereka (anak-anak) ini bisa teriak, mama lapaaarrr, mamaaa baju olahraga aku belum di gosook, mamaaaa dengerin ondoku akuu, mamaaaa mandi bareng yukk.... Ya gitu itu, sama siapa kita bisa minta tolong untuk menjaga anak-anak, memasak makanan mereka, membantu PR mereka, kalau bukan Si Oshin yang merangkap segala-galanya.Â
Jadi mungkin itu salah satu alasan kenapa orang-orang sini apalagi ibu-ibunya (terutama yang punya anak kecil!) terlihat tidak seheboh di Indonesia dalam bermain media sosial, ya karena sudah repot dan riweuh sama urusan RT-nya, walaupun tidak semuanya begitu tapi melihat dari kenyataan yang saya baca di berita kalau Indonesia adalah pengguna teraktif media sosial dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, ini berarti bisa dibayangkan dalam suasana dan kondisi apapun itu mata dan tangan akan terus bersentuhan dengan alat elektronik, seperti komputer dan gawainya.Â
Mungkin karena 5 alasan-alasan itu ya Jepang kalah pamor dari Indonesia kalau sudah berurusan dengan SNS, atau media sosial yang akhir-akhir ini sangat marak di mana-mana.Â
Salam hangat, wk!