Mohon tunggu...
veronica deni
veronica deni Mohon Tunggu... -

smart, simple and fun

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Barista Vs Kopi

5 Maret 2010   06:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:36 4304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjamurnya coffee shop yang menawarkan berbagai macam variasi minuman kopi, saat ini menjadi sebuah tren tersendiri. Maraknya coffee shop menjadi surga bagi para pencinta kopi sekaligus menjadi peluang usaha yang menjanjikan bagi para pebisnis. Tapi hal tersebut juga berarti menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pemilik coffee shop untuk mempertahankan usaha mereka ditengah persaingan bisnis warung kopi atau lebih terkenal dengan sebutan coffee shop. Anda pasti pernah satu saat mencoba menikmati atau sekedar bersantai di salah satu coffee shop dimana anda tinggal dan merasakan secangkir kopi yang begitu nikmat yang membuat anda ingin merasakan dan merasakan kembali ketika anda singgah di coffee shop tersebut. Tahukah anda di balik kenikmatan yang ditawarkan oleh coffee shop tersebut? Tentunya ada seseorang yang cukup ahli untuk meracik minuman kopi kesukaan anda di coffee shop tersebut. Seseorang atau bahkan beberapa orang yang begitu hebat meramu secangkir atau bahkan puluhan cangkir berisi kopi yang memiliki taste yang sangat

nikmat yang membuat para coffee lover menjadi coffee maniac saat menikmati ramuan kopi yang begitu lezat dengan taste yang sangat mengejutkan.

Sebutan untuk seseorang yang bekerja di balik layar sebuah coffee shop ini memang cukup unik: Barista. Tak ada arti yang pasti untuk sebutan ini. Ada yang mengatakan kalau Barista ini didapat dari kata barrier, yaitu suatu sekat, penghalang atau pemisah. Artinya yaitu pemisah antara customer dengan pekerja yang bersangkutan. Sebutan barrista ini biasa digunakan untuk orang yang melayani di suatu café. Namun ada juga yang mengatakan makna istilah unik itu diserap dari Bahasa Italia. Di dunia internasional istilah barista baru mulai dipergunakan setelah mendunianya jaringan warung kopi internasional yang berkampung halaman di Seattle, AS. Warung kopi ala Amerika itu memang menyebut para operator mesin espresso mereka dengan sebutan barista. Meskipun makna aslinya adalah pelayan kafe, sekarang barista merujuk pada orang yang mengoperasikan mesin pembuat espresso. Apakah sesederhana itu? Tidak. Seorang barista memiliki peran yang sangat penting selain mengoperasikan mesin pembuat espresso dan meracik minuman kopi. Seorang barista tidak hanya sekedar menyeduh kopi. Seorang barista harus memiliki keahlian dan sense of taste yang tinggi, karena secangkir kopi bisa terasa nikmat sangat tergantung dari keahlian Barista dalam menghasilkan foamed milk yang sempurna.

Kalau kita bicara tentang barista, kita jelas bicara soal mesin espresso manual atau semi otomatis yang membutuhkan skill khusus seorang barista dalam menanganinya. Dan bila kita bicara soal skill barista, Agus Tassi lah orangnya. Barista senior dari Caswell's Bali ini berhasil merebut gelar barista nomor satu Indonesia pada ajang Barista Competition 2006 yang bergengsi di Jakarta. Agus Tassi menunjukkan bagaimana seorang barista ideal menguasai "medan peperangannya". Untuk menghasilkan espresso nikmat, seorang barista harus bekerja dengan ketepatan robotik supaya konsistensi rasa tetap terjaga. Namun di sinilah anehnya, karena menurut para pecinta kopi, kenikmatan espresso hasil karya barista yang handal tidak akan bisa dikalahkan oleh mesin espresso otomatis yang canggih sekalipun. Menurut Tassi dia mungkin unggul di dalam kreasi resep. Untuk minuman unggulannya, pria yang pernah menjadi barista di Sari Club ini (hingga dibom oleh teroris) menggunakan biji kopi racikan sendiri. Karena itu menurutnya seorang barista haruslah seorang pecinta kopi sejati dengan kreatifitas yang tinggi.

Job description seorang barista ini agak berbeda dari pelayan toko biasa. Hal yang membedakan adalah seorang barista diharuskan bisa menjadi seorang multi tasked person. Artinya, dia tidak hanya berfungsi sebagai waiter, tetapi juga bisa menjadi kasir, bisa menjadi house-keeping, artinya merawat dan membersihkan barang-barang yang berkaitan dengan rumah tangga, seperti piring, gelas, dan lainnya. Selain itu juga, barista diharapkan juga bisa mengoperasikan semua alat operasional yang digunakan. Bahkan, dapat memperbaiki alat yang ngadat atau sedikit rusak, kecuali jika memang alat tersebut sudah benar-benar membutuhkan bantuan teknisi, tentunya.

Menjadi seorang barista diharuskan bisa memberikan service terbaik bagi customer dan juga bisa mengurus segala urusan 'belakang' dapur. Inilah yang membuat seorang barista memiliki peranan yang sangat penting terkait dengan maju tidaknya sebuah coffee shop.

Menjadi seorang barista tentunya juga harus familiar dengan berbagai macam jenis kopi-kopian. Untuk itu biasanya sebelum menjadi barista, perlu adanya pelatihan yang biasanya memerlukan waktu sekitar 2 minggu untuk lebih mengenal jenis pekerjaan dan juga tanggung jawab yang akan diembannya. Setelah itu, biasanya tidak langsung dilepas begitu saja, tetapi ada masa progresi, yaitu masa percobaan bagi seorang barista, tentunya ini tergantung pada perusahaan mana seorang barista memulai karirnya, tiap perusahaan mungkin saja mempunyai jangka waktu yang berbeda dalam hal masa percobaan.

Meski kebanyakan orang yang melamar menjadi barista adalah orang yang mempunyai latar belakang perhotelan, tetapi tidak menutup kemungkinan tiap orang yang mempunyai ketertarikan pada dunia ini juga bisa ikut bergabung. Apalagi buat orang yang ingin menimba ilmu bagaimana cara meracik secangkir kopi dengan sense of taste yang sangat sensual sehingga sanggup menarik animo penikmat kopi di coffee shop tersebut. Selain itu seorang barista sebaiknya juga dapat memberikan service terbaik kepada customer dan bagaimana cara menghadapi customer secara langsung.

Menjadi seorang barista adalah pekerjaan yang spesial. Kendati barangkali penghasilanmu tak seberapa dibanding pekerjaanmu terdahulu, setidaknya kamu bisa menjadi seorang barista, menjadi seorang peracik kopi.

Saya membayangkan, satu waktu, di tempat sang barista bekerja mengalami perubahan desain interior. Ruangan bar, tempat barista menyiapkan dan meracik menu-menu yang dipesan, tak lagi ditempatkan di belakang, tetapi ditempatkan persis di tengah ruangan kafe sehingga setiap pengunjung, mungkin juga saya, bisa menyaksikan kesibukan sang barista menyiapkan menu, menaruh kopi hitam yang sudah dirajang, menuangkan air panas, mengaduknya dengan gerakan tangan yang tertata. Mungkin itu bisa menjadi sebuah “pertunjukan” yang menarik. Barangkali seperti menyaksikan jemari seorang pianis yang lincah menekan-nekan tuts. Dan suara denting sendok dan cangkir akibat kesibukan sang barista meracik dan menyiapkan menu bisa sama merdunya dengan petikan dawai akustik. Saya ingin mengalami momen di mana pada satu malam seorang barista mendatangi saya dengan cangkir kecil di tangan seraya berkata: “Ini racikan kopi yang terbaru. Maukah kamu jadi orang pertama yang mencicipinya?” Itulah mengapa menjadi seorang barista adalah pekerjaan yang spesial. Perpaduan antara seni, rasa dan keunikan karya yang kaya akan sensasi.

Sumber:

Buku:

A Passion Of Coffee, Jakarta, Tabloid Gaya Hidup Sehat, 2006

Sadiqah Putri P, Seri Penemuan 19, Penemuan Minuman Kopi, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, 2006

Internet:

http://pocastella.com/herbi/

www.wikipedia.com

http://www.vieinstyle.com/

http://dedenf.blogsome.com/2005/09/23/tips-membuat-kopi/trackback/

www.kopitips.com

www.detik.com

http://www.kampoengcoffee.com/artikel/proses_pengolahan_kopi.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun