Nenek yang sakit dan perempuan yang baru meninggal kemarin pagi itu adalah contoh bagaimana susahnya penduduk desa tepian sungai mendapatkan fasilitas kesehatan yang siap siaga di desanya. Hanya ada puskesmas pembantu, dalam kondisi darurat, tenaga medisnya sering tak berdaya.Â
Orang yang sakit harus segera dikirim ke kecamatan. Tapi itu jika ada ces dan bensin. Taksi perahu tidak lewat setiap hari.Â
Bagaimana jika kondisi darurat terjadi malam hari? Ketika memikirkan ini, seperti mengalami jalan buntu bernegara saja.Â
***
Mengalami 4 tahun di Katingan memang membuat saya melahirkan beberapa catatan, termasuk juga beberapa puisi yang juga menandai tahun-tahun yang produktif dan menguras makna kedirian dan kehadiran. Tahun-tahun dimana yang eksistensial selalu memiliki jejak kuat pada yang struktural pun sebaliknya.Â
Semuanya selalu berwujud pada pertanyaan yang tidak pernah sederhana: hidup sedang apa dan untuk mengapa?
Dan, ketika ibukota kelak digeser juga, apa yang tidak akan atau selalu luput dari percakapan khalayak ramai dan hiruk pikuk kekuasaan?
*** Â Â