Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cara-Cara Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi

18 Maret 2018   16:26 Diperbarui: 9 Desember 2018   08:49 5640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.3 Otak kita adalah pembelajar,selalu mengubah dirinya dan tidak pernah beristirahat

Majalah National Geographic (A User's Guide, revised and updated, 2018:21) melaporkan bahwa otak kita terus-menerus menyusun ulang dirinya untuk menjadi organ yang secara fisik berbeda dari apa dirinya pada saat sebelumnya. Karena tidak pernah beristirahat, ia mengolah dengan cepat dan terus-menerus pengalaman-pengalaman baru kita setiap hari sehingga menggabungkannya ke dalam jaringan kerja penyimpanan informasinya dan mengenyampingkan informasi yang lain. Pembentukan ingatan-ingatan menghasilkan identitas pribadi dan sosial. Ketika penyakit dan kekacauan merampas kemampuan mengingat dan bahasa kita dari otak, kedua hal itu menghilangkan apa yang menjadikan setiap orang unik.

Seperlima (1/5) darah kita dikhususkan untuk memasok otak kita

Majalah itu (halaman 17) juga melaporkan bahwa 1/5 darah kita dikhususkan untuk memasok otak kita.

Emosi seringkali mengalahkan logika

kompasiana-1-5aae39275e1373159e6b7502.jpg
kompasiana-1-5aae39275e1373159e6b7502.jpg
Di bukunya yang berjudul The Chimp Paradox (2011:17), Dr. Steve Peters, profesor psikiatri dan dekan Program S1 Ilmu Kedokteran di Universitas Sheffield, Inggeris, menulis bahwa apa pun yang sedang kita lakukan, logika dan emosi kita menafsirkan apa yang sedang terjadi dan membuat pendapat tentang apa yang seharusnya kita lakukan. Kadang-kadang kedua-duanya sepaham sehingga tidak ada masalah. Tetapi, seringkali tidak demikian. Ketika logika tidak sepaham dengan emosi, emosilah yang paling kuat dan, karena itu, emosi mengendalikan pikiran dan juga tindakan kita. Namun, jika kita menyadari apa yang sedang terjadi dan memiliki strategi untuk mengelolanya, kita akan dapat mengendalikan emosi kita dan kemudian dapat bertindak secara logis.   

Inovasi bisa berupa benda atau jasa

Peter Drucker (1986:31) menulis bahwa inovasi bisa berupa produk atau jasa, misalnya pemasaran, pelayanan.

1.4 Kreativitas

  • 1.4.1 Proses Kreativitas
  • Di National Geographic (May 2017: 43), tertulis bahwa Rex Jung, ahli sel syaraf di Universitas New Mexico, AS, berkata bahwa proses kreativitas mengandalkan interaksi dinamis di antara jaringan-jaringan kerja sel syaraf yang bekerja bersama-sama dan berasal dari berbagai bagian otak sekaligus---baik otak kanan maupun kiri dan terutama wilayah-wilayah  yang ada di prefrontal cortex. Salah satu di antara jaringan kerja itu membantu pertumbuhan kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan---yaitu kegiatan-kegiatan yang harus kita lakukan, misalnya pergi ke tempat kerja dan membayar pajak kita---dan sebagian besar berdiam di bagian-bagian luar otak. Bagian lainnya menumbuh-kembangkan  proses-proses pikiran di bagian dalam, yang mencakup mimpi di siang hari dan berimajinasi, serta membentang terutama di seluruh wilayah tengah otak.   Improvisasi jazz adalah salah satu contoh yang penting tentang bagaimana jaringan-jaringan kerja sel syaraf berinteraksi selama proses kreatif itu.

1.4.2 Syarat dan Manfaat Kreativitas

Persyaratan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun