"sonoo"
Sembari menunjuk kearah yang ngak jelas. Remaja desa bertanya lagi lebih fokus kendaraan apa bisa membawa diri ke sang paman Lek Reksodinoto di Jakarta Utara. Masih juga belum dapat jawaban sementara terdengar azan Shalat Dzhuhur.
Asgar bergegas menuju datangnya suara azan. Â Sebuah masjid besar berkubah dan bermenara tinggi ini masih di kawasan Senen. Tempat wudhu bersih, indah sekali ini masjid, berlantaikan marmer putih. Â Karpet merah tebal terbentang di duapuluh syaf shalat. Â Terasa sejuk bersebab ruang ber ac dengan pintu kaca yang otomatis bisa buka tutup.
Duduk menunggu qomat, Asgar merenung bagaimana diri ini, apakah harus menunggu di sekitar stasiun atau mencari alamat Pal Lek. Setelah shalat dzuhur langsung menunaikan Shalat Asar berhubung status musafir. Asgar  kembali ke stasiun Senen.  Mudah mudahan masih bisa bertemu dengan saudara penjemput. Â
Trijoko mengirim sms ke Mas Tukiman
" adikmu kog ngak ada di stasiun"
"lah, mustinya sudah tiba stasiun senen sebelum subuh hari ini"
Trijoko terkejut
" stasiun senen, oooaaalh kukira si Putro turun di Gambir"
" mas, tolong kirim foto si Putro, aku lupa lupa ingat wajah adekmu itu"
"weleh weleh ngledek yo, hp ku ngak bisa kirim gambar"