Sebagaimana pepatah Arab yang mashyur "Waktu itu ibarat pedang, jika kita tidak bisa menggunakannya, maka kita yang akan tertusuk". Efek dari tidak menghargai waktu ini pun sangat fatal, banyak waktu yang terbuang sia-sia. Padahal kita memiliki kewajiban yang harus dilakukan yaitu belajar dan waktu kita di Mesir pun terbatas, sehingga wajib dimaksimalkan.
Belum lagi pengaturan waktu pribadi yang juga masih amburadul. Banyak Masisir yang melewatkan hari begitu saja tanpa ada menghasilkan hal yang berarti, misal tidur-tiduran sambil bermalas-malasan. Hal ini merupakan efek dari kurang menghargai waktu yang ada. Padahal waktu bermalas-malasan itu bisa digunakan untuk hal yang produktif, seperti olahraga, silaturahmi ataupun talaqqi.
Cara menghargai waktu adalah dengan memaksimalkannya sebaik mungkin, dan caranya adalah membuat schedule atau to do list, yang merupakan rincian apa yang akan dilakukan dalam esok harinya. Sehingga meminimalisiri waktu yang terbuang sia-sia.
Ada salah seorang teman saya yang menggunakan waktu luangnya untuk berlatih desain melalui Photoshop dan Corel Draw, alhasil selama beberapa bulan berlatih, sekarang ia sudah ahli dan menjadi desainer yang professional. Bayangkan, itu adalah buah dari waktu luang yang ia maksimalkan untuk berlatih.
Dalam sehari, Masisir biasanya memiliki waktu luang hingga 10 jam banyaknya. Karena dari 24 Jam, 7 jam digunakan untuk tidur, 6 jam untuk kuliah di kampus (jadwal kuliah umumnya dari jam 9 pagi hingga ham 3 sore) dan 1 jam digunakan untuk transportasi dari rumah ke kampus.
Bayangkan, bisa menjadi apa kita jika memaksimalkan 10 jam waktu luang tersebut setiap hari? Itupun jika kita kuliah setiap hari. Apalagi jika kita tidak kuliah, maka kita memiliki waktu luang hingga 16 jam banyaknya (karena di Al-Azhar tidak ada sistem absen sehingga memungkinkan kita untuk libur).
Namun sejauh ini, masalah disiplin waktu seolah masih menjadi tantangan masisir, semoga bagi kalian yang ingin ke Mesir atau sedang berada di Mesir bisa mewaspadai tantangan ini.
- Tidak menjaga Kesehatan.
Kesehatan juga menjadi masalah yang lumayan banyak di Masisir ini, selama rentang tahun 2016-2019 ini saja tercatat sudah ada belasan Masisir yang meninggal, setengah diantaranya meninggal karena sakit, mulai dari sakit di saluran pencernaan hingga penyakit kritis seperti ginjal hingga tumor.
Menjaga kesehatan menjadi tantangan tersendiri bagi Masisir, karena dengan berbagai kesibukan dengan kampus dan organisasi membuat mereka menjadi lupa menjaga kesehatan. Banyak masisir yang makan mie instant ketika lapar karena efisiensi waktu, sebagiannya berasalan malas memasak alias mager.
Selain sering makan mie, masisir juga juga jarang masak sayur, minum susu dan makan buah. Tidak hanya itu, sebagian masisir punya kebiasaan begadang dan tidur hingga larut malam, hal ini semakin memperburuk daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
Saya akui memang penyuluhan tentang kesehatan masih kurang di kalangan mahasiswa, ditambah lagi Mesir, merupakan Negara yang memiliki suhu panas dan dingin yang cukup ekstrim, sehingga tubuh kita yang terbiasa di daerah tropis tidak akan kuat bertahan disaat antibody tubuh lemah, tak ayal berbagai penyakit ganas pun datang.
