Mohon tunggu...
Abee Hakiim
Abee Hakiim Mohon Tunggu... -

PR practitioner | Frontmen | Gaia | Scootermania. Let's spread love and friendship on social media with #BijakBersosmed. More of me at: https://dialogpagi.com/ https://www.instagram.com/mas.abee/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Rappeling New Life"

2 Januari 2018   15:14 Diperbarui: 2 Januari 2018   15:53 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bogor, beberapa bulan lalu... anyway, you can check for more photos di Instagram.

Aku berkenalan dengan seorang yang unik. Seorang ibu metal beranak satu yang doyan dengan olahraga ekstrim. Sebut saja dia Bunga. Suatu waktu ia mengajak weekend gateaway seharian di Bogor, bersama teman kantornya. Pikirku daripada bengong di rumah, why not? Kapan lagi bisa melepas penat kesibukan dan kemacetan Jakarta...

Okay, di hari H, janjianlah bertemu di kereta, WA-an biar bisa dapet kereta yang sama. Tapi ya.. gagal *.* Ketemuanlah di stasiun Bogor, bersama dengan teman-teman baru. Perjalanan kembali dilanjutkan menggunakan mobil sewaan sampai ke lokasi. Kira-kira dua jam perjalanan kami menikmati hiruk pikuk warga bogor di Sabtu pagi.

Halaman depan Tenjolaya
Halaman depan Tenjolaya
Sampailah kami di Tenjolaya, situs darurat untuk menikmati alam. Di sapa dengan pemandangan yang cukup indah dan rapi, kami bersiap untuk ke lokasi rappelling. Para pemandu muda yang (cukup) asik memberikan kami para newbie ini arahan untuk ke lokasi dan gambaran medan yang akan kita lalui.

Asik juga pemandangan dan lanskap alam sewaktu menuju lokasi tebing yang akan kita hadapi. Jauh dari suara bising mesin dan bau asap kendaraan yang menusuk dua indera kita setiap hari. Harum wangi daun dan sejuk udara di antara pinus-pinus yang menjulang tinggi menemai perjalanan kami.

Setelah berjalan kaki selama 30 menit, tibalah kami di ujung sungai yang ternyata kembali harus kami susuri. Cukup sulit para tamu Jakarta ini menyusuri sungai yang cukup terjal dan berbatu. Bukan dikarenakan medannya yang sulit, tetapi memang karena kita tidak terbiasa jalan di tanah, bukan di aspal dan beton kota.

Kurang dari satu jam, tibalah kami di lokasi rappeling, akhirnya...

Para pemandu muda dengan sigap mempersiapkan peralatan sembari kami beristirahat dan makan cemilan-cemilan yang kami bawa. Tak berselang lama, para pemandu itu memberikan arahan dan peringatan agar kami selamat tanpa cedera sedikitpun. Satu persatu kami turun, rappeling, ditopang dengan tali-tali tambang tipis. Setelah beberapa lama, cukup lama tepatnya, akhirnya tiba giliranku..

Rappelling
Rappelling
Keren ngga sih!? hehehe...

Walaupun ini pertama kalinya, cukup mudah aku menuruni tebing dengan air terjun yang cukup deras ini. *sombong :p

Next time lagi ah..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun