Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Buah Simalakama Itu Bernama Plastik

20 Juli 2017   11:46 Diperbarui: 22 Juli 2017   05:08 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: news.sky.com

Ketergantungan dunia pada bahan plastik ini memang sudah sangat akut.  Di awal produksi masalnya yaitu di era tahun 1950 an, plastik memang digadang gadang sebagai "wonder material" karena daya tahan dan kemudahan penggunaannya.  Kelebihan plastik ini membuatnya diproduksi dengan cepat dan masal sehingga melebihi produksi  baja, semen dan  batu bata.

Saat ini dunia menyadari bahwa plastik sebagai "wonder material" ternyata menimbulkan masalah tersendiri pada pencemaran lingkungan karena plastik sangat sulit terdegradasi  di alam. Jika dibakar sekalipun, emisinya akan mencemari lingkungan dan udara yang berbahaya bagi kesehatan.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini kehidupan manusia modern  sangat erat hubungannya dengan plastik.  Hampir di setiap kegiatan kita sehari hari paling tidak bersentuhan atau menggunakan plastik. Namun seberapa akut ketergantungan kita pada plastik belum pernah terungkap secara akurat.

Akutnya ketergantungan pada plastik

Baru baru ini para peneliti dari University of California, Santa Barbara membuat para pencinta lingkungan terperangah dengan  dipublikasikannya hasil penelitiannya terkait dengan produksi dan sampah plastik ini di The Journal Science Advance.

Mungkin tidak banyak yang dapat membayangkan betapa masif nya penggunaan plastik ini.  Dalam kurun waktu 65 tahun terakhir ini, manusia telah memproduksi  sebanyak 8.3 milyar ton plastik.  Hal yang lebih mencengangkan adalah 50% dari plastik yang telah diproduksi manusia, diproduksi hanya dalam kurun 13 tahun terakhir ini.

Sebagai gambaran betapa masifnya produksi plastik dunia jika dikumpulkan, maka akan  cukup menutupi seluruh negara Argentina. Guna memberikan gambaran pada  masyarakat awam akan betapa masifnya produksi  plastik dunia ini, para  peneliti ini  membandingkan jumlah plastik yang telah diproduksi dunia  saat ini setara dengan 25 ribu gedung Empire State Building di New York  atau setara dengan 1 milyar gajah volumenya.

Hal ini berarti upaya dunia untuk mengurangi penggunaan plastik ini belum berdampak nyata karena laju produksi plastik dunia ini jauh melampaui laju upaya pengurangan penggunaan plastik.

Kegagalan  dunia untuk melakukan daur ulang plastik juga tersirat dari hasil penelitian ini. Dari total sampah plastik dunia hanya sebanyak 9% yang didaur ulang. 12% dari sampah plastik ini dimusnahkan dengan cara membakar yang tentunya turut berperan dalam pencemaran lingkungan.  Selebihnya yaitu 79% dibuang begitu saja di lingkungan.

Jenis plastik yang berkontribusi besar pada pencemaran lingkungan adalah plastik jenis pembungkus atau tas kresek yang  penggunaannya biasanya tidak lebih lama dari 1 tahun, sedangkan jenis pruduk plastik yang paling lama digunakan adalah plastik yang digunakan dalam konstrusi dan mesin.

Jika tren produksi palstik ini terus seperti saat ini, maka diperkirakan pada tahun 2050, dunia akan memproduksi sampah plastik sebanyak 12  milyar ton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun