Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belajar Menyadap Air Mata

19 Mei 2019   19:34 Diperbarui: 19 Mei 2019   20:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Belajar menangis, setelah kering air mata, ada batu yang tumbuh di dada, menjadi baja, keras akan refleksi diri, lembut mengulang kejahatan, tertawa terhadap sesiapa yang duka, susah hati ketika orang bersuka.

Betapa malang diri, hanya mampu tertawa, susah sangat menumpah tangis, kutahu orang tertawa seumur hidup, pada akhirnya merapel tangis, menjadi kerak magma. Dan malam-malam syahdu aku mencoba membaca diri, entah dimana menyimpan telaga air mata.

Ujungakar052019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun