Mohon tunggu...
Rahman Hidayat
Rahman Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Sang Playmaker

Saya berdiri untuk kebebasan berekspresi, melakukan apa yang saya yakini, dan pergi menjemput mimpi-mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Mimpi

25 Juli 2013   00:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Drama senja berakhir sudah
Tiba saatnya membakar malam
Bersama nyanyian para pemimpi
Dan tarian penyihir hati

Bulan termenung redupkan cahaya penyambut pagi
Di detik ini, rindu tebal tak berduri mulai aku resapi
Romansa cinta dari para pendusta
Pupus terbakar dan hanyut kembali ke dermaganya

Esok mungkin indah
Meski harus bertintakan darah
Serahkan mimpi pada cahaya surya
Asa dan harapan yang mulai lelah akan segera bernafas lagi

Puisi ini sudah lama mati
Seperti hatimu, ia diam namun masih menyimpan makna
Ini tentang mimpi yang terangkai menjadi menjadi sebuah bait sederhana
Kan kusimpan dan kujaga, sampai langit kembali membakarnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun