Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Angka Kematian Ibu dan Peran Perempuan dalam Perang Melawan Penyakit

21 April 2019   13:35 Diperbarui: 21 April 2019   13:57 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber unescoghana.org/

Mencegah kanker serviks tidak harus dengan fasilitas canggih di rumah sakit. Di daerah perifer di mana dokter spesialis kebidanan-kandungan dan faslitas laboratorium terbatas, cukup diperlukan bidan terlatih untuk mendeteksi kanker serviks dengan metoda IVA (Inspeksi Visual Asamasetat). Sadanis dapat dilaksanakan bersama dengan deteksi dini kanker serviks.

Jadi mencegah kanker serviks  dan kanker payudara dapat dilaksanakan di fasilitas pelayanan dasar di Puskesmas atau Klinik TNI bekerjasama dengan Laboratorium klinik di wilayah setempat. Selanjutnya tugas para Komandan Satuan untuk memfasilitasi para anggotanya, militer maupun PNS wanita serta para isteri angggota agar aktif menjadi bagian dari upaya kesehatan preventif dengan mengikuti skrining IVA, papsmear maupun sadanis.

Imunitas Komunitas dan target SDG's

Selain upaya pencegahan penyakit kanker serviks dan kanker payudara, para pembina kesehatan satuan TNI juga harus aktif mendorong seluruh keluarga di wilayah kerjanya untuk memanfaatkan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Peran keluarga ini relevan bila dikaitksn dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri pada tahun 2017, padahal pada tahun 1990 Indonesia telah dinyatakan bebas Difteri.

Para kepala fasilitas kesehatan satuan juga harus mengevaluasi pelaksanaan imunisasi dasar di pangkalan yang menjadi tanggungjawabnya bila terjadi KLB Difteri. Untuk mencegah resiko ancaman meluasnya penularan penyakit, maka pemerintah melakukan langkah preventif dengan melaksanakan imunisasi ulang (Outbreak Response Immunization/ORI) difteri.

Selain mengatasi masalah KLB di dalam negeri, kita juga harus mewaspadai dan mencegah penyebaran global penyakit dari luar negeri. Contoh pada tahun 2018, kasus campak merebak di Venezuela dan Brazil, serta meningkat pesat di Eropa sebagaimana telah diungkap WHO (Kompas 24 Agustus 2018)<3>.

Dalam mendukung langkah pemerintah, peran para ibu keluarga besar TNI menjadi penting, selain menjadi contoh tertibnya pelaksanaan imunisasi dasar  juga pelaksanaan imunisasi ulang pada penanganan KLB penyakit tertentu. Seiring dengan itu seyogyanya secara simultan personel kesehatan TNI bersama para kader kesehatan juga melaksanakan kegiatan promosi penyuluhan bagi para ibu di lingkungan pemukiman  dalam kawasan pangkalan.

Hal ini terkait dengan tujuan imunisasi yaitu tidak hanya memberi kekebalan  individual, tetapi juga melindungi masyarakat sekitarnya  atau disebut imunitas komunitas (herd immunity). Kasus KLB difteri dapat menjadi pelajaran bagi kita semua betapa mahalnya anggaran imunisasi ulang  akibat ketidaktertiban dan rendahnya disiplin dalam melaksanakan imunisasi dasar.

Partisipasi aktif ibu-ibu keluarga besar TNI di tengah peran domestiknya juga diperlukan untuk menurunkan prevalensi penyakit tuberkulosis (TB). Salah satu ukuran keberhasilan suatu negara dalam upaya memenangkan perang melawan penyakit dan tercantum dalam target Sustainable Development Goals (SDG's) adalah penanggulangan penyakit TB. Sampai saat ini Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan beban penderita TB tertinggi sedunia.

Target renstra tahun 2019 adalah menurunkan prevalensi TB menjadi sebesar 245/100.000 penduduk dari 297/100.000 penduduk pada tahun 2014. Peran ibu-ibu di tengah keluarga dan lingkungan masyarakat melalui forum PKK dan organisasi isteri prajurit diperlukan untuk mendukung terwujudnya generasi muda yang produktif dan bebas dari penyakit TB dengan tertib melaksanakan imunisasi dasar BCG bagi balitanya sendiri atau mengingatkan kerabatnya dan orang lain di lingkungannya.

Selain itu bila mengetahui terdapat kasus TB di lingkungannya, para ibu dapat ikut membangun motivasi penderita untuk taat menjalani terapi  mengingat pengobatan TB memerlukan waktu lama dan tidak boleh terputus untuk mencegah penderitanya mengalami Multi Drug Resistance (MDR).  Status MDR semakin menyulitkan pengobatan dan menjadi sumber transmisi penyakit kepada orang lain.
Renungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun