Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pasca Pilpres 2019, K-Rewards Memakan Korban Seorang Kompasianer

5 Mei 2019   10:27 Diperbarui: 5 Mei 2019   10:33 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kompasiana.com

Dia juga berjanji akan  mengangkat para Admin Kompasiana sebagai petani gurem kehormatan di komunitas tani yang dia pimpin -- sebagai bentuk rekonsiliasi. Dengan cara itu, suhu Felix Tani berharap para Admin luluh hati dan berbelas kasihan kemudian mengabulkan harapannya mendapatkan K-Rewards pada periode selanjutnya.

Dasar perhitungan suhu Felix Tani sangat optimis. Bulan April lalu, suhu Felix Tani memposting 22 artikel, dengan jumlah pembaca 16.198 view, dan ratusan Vote. Saya cuma memposting 8 artikel dan mendapatkan 24 ribuan pembaca dan K-Rewards Rp 897 ribuan

Dengan perbandingan dengan saya, maka Felix Tani memiliki 66 persen dari yang saya dapatkan. Berarti Felix Tani bisa mengantongi Rp 598 ribu. Ini jumlah yang tidak sedikit untuk bayar hutang sekaligus membeli lagi soto Mas Karso secara kontan.

Namun apa lacur? Baru beberapa hari lalu K-Reward diumumkan, dan nama Felix Tani tidak ada dalam daftar pemenang!

Lagi-lagi sungguh malang nasib suhu Felix Tani. Dia marah besar karena merasa dipermalukan!  Maka dia mengeluarkan seruan tidak mempercayai perhitungan K-Rewards admin Kompasiana. Dia lebih mempercayai hitungan sendiri. Pokoknya dia harus mendapatkan Rp 598 ribu. Titik !

Suhu Felix Tani mungkin lupa, K-Reward didasarkan pada perhitungan Unic View (UV) yang dilakukan Google Analysis, artinya ; jumlah keterbacaan artikel didasarkan deteksi Google Analysis, sebuah system dari mbah Google. Jadi bukan berdasarkan jumlah view yang tampak pada artikel masing-masing kompasiner. Sedangkan admin kompasiana hanya bertugas merekap hasil hitungan otomatis Google Analysis tersebut.

Lalu bagaimana agar artikel kita bisa terbaca Google Analysis? Banyak cara, misalnya sering datang ke rumah Mbah Google, bawakan martabak atau ongol-ongol kesukaannya, sekalian minuman cendol. Jangan pernah bawa makanan yang keras seperti sop batu  atau pepes ban mobil, karena mbah Google sudah tidak punya gigi.

Anda bisania juga mengajak mbah Google jalan-jalan ke mall, nongkrong di warung kopi atau nonton bola bareng liga champion sampai subuh (nobar). 

Sesekali bikinlah acara bersama di kampung mbah Google, misalnya lomba makan kerupuk, lomba panjat pinang, sunatan masal gratis, dan lain sebagainya yang membuat mbah Google merasa senang di hari tuanya.

sumber gambar : kompasiana.com
sumber gambar : kompasiana.com

Kalau anda jenis orang pemalu berinteraksi seperti saya, cukup lah di depan laptop saja. Ketika usai menulis, bikinlah  beberapa "Tag" atau "Kata Kunci" yang kiranya populer di pemberitaan media mainstream atau di laman Google Search. Jadi, sebelum posting tulisan ke Kompasiana, lihat dulu di Google Search atau berita online, kata kunci apa yang populer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun