Pucuk-pucuk akasia bergemerlap. Embun pagi biaskan hangat mentari. Sehangat hadirmu. Di sudut-sudut tidurku.
Pagi ini, tiba-tiba saja ada ingin. Ingin yang meletup di dadaku. Desir angin pagi membawa lamun, abaikan gigil yang mencubit legam kulitku.
Fie, jejak yang kau tinggalkan semalam tak ingin terhapus, bahkan semakin tebal. Entah mengapa, ada sepi yang menyanakku saat ini.
Di terminal antar kota itu, aku kehilangan degub jantungku. Sesaat ketika kau ucapkan salam dan pergi.
Malang, 6 Agustus 2018
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!