Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kabar Palsu

1 Juli 2019   11:59 Diperbarui: 1 Juli 2019   12:56 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
assets.saatchiart.com

Saat senja menyaput duka, malam mengintai dari kejauhan. Gerombolan kabar-kabar palsu sedang menyusup, perlahan tapi pasti mangsa semakin tak berdaya. Begitu juga dengan dawai gitarku, nadanya terlalu tinggi. Harusnya besok aku mengiringi lagu kesedihan, untuk anjing liar yang dibantai oleh kebodohan.

Kucoba lagi mengubah nada-nada. Besok ada pesta pengusaha yang dimabukkan dunia. Sejak petang hingga malam persiapan sudah matang. Rencana merobohkan istana menjadi isu yang pasti. Mulut yang berkobar-kobar meninju langit. Kabar palsu sudah menjadi nutrisi yang menggemukkan otak mereka. Semakin mulut itu berkoar kobar, semakin besar pula kepalanya. Matanya melotot, rambutnya bergidik. Lalu, meletuslah amarah mereka.

Kepala yang terus membesar membuat mereka tak lincah lagi. Kemarahan yang mengurung imaji telah menjerat leher mereka. Gerombolan kabar-kabar palsu terus mencari mangsa. Mulutnya mengecup hangat, jemarinya memainkan gitarku, seluruh senarnya bergetar, mengiringi lagu kesia-siaan, sampai kepalaku membesar, mataku melotot dan rambutku juga bergidik.

Malang, 1 Juli 2019  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun