Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cara Mudah untuk Masuk Surga

6 Mei 2019   13:06 Diperbarui: 6 Mei 2019   13:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang pasti menginginkan saat meninggal nantinya akan masuk surga. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, masuk surga itu mudah. Kuncinya bukan di tangan Farhat Abbas, tapi melakukan kebaikan demi kebaikan seumur hidup kita. Nah di bulan Ramadhan ini, pahala dari setiap ibadah yang kita jalankan dilipatgandakan. Maka dari itu, momen bulan puasa menjadi saat yang ditunggu bagi setiap muslim.

Berbicara soal harapan, maka tentu sebagai seorang muslimah yang baik, aku berharap puasa tahun ini dijalankan dengan sebaik-baiknya. Akan berusaha untuk menjalankan ritual ibadah dengan lebih baik lagi. Akan berusaha untuk menahan godaan hawa nafsu dengan lebih sabar lagi.

Soalnya jujur aku sendiri sebenarnya masih tidak dapat menahan hasrat untuk makan dan minum. Ibadah puasa adalah ibadah yang paling berat untuk kujalani. Mungkin karena badanku gemuk, dan aku doyan kulineran. Seringkali aku berkeinginan untuk lekas adzan maghrib agar bisa cepat berbuka, padahal waktu masih siang. Bahkan aku tak jarang ngedumel dalam hati jika siaran di televisi menjelang berbuka isinya kebanyakan iklan.

Tapi di sisi lain, aku justru salut sama mama. Beliau rutin berpuasa, bahkan di luar bulan Ramadhan. Mengaji dan bangun tengah malam untuk bertahajud. Mendoakan kami anak-anaknya, bahkan untuk kebaikan negeri ini. Ikut pengajian meski hanya lewat Youtube dan Facebook. Tak lupa siang harinya, sibuk memasak dan bersih-bersih, serta asyik nonton film India dan aktif di sosial media.

Aku tak tahu apa yang dilakukan oleh ‘emak-emak’ zaman dahulu. Apakah sama seperti mama? Yang jelas berkat kemajuan teknologi, kita bisa mengakses banyak informasi. Salah satunya terkait dengan wisata hati. Mendengarkan kajian online dari para ustadz dan ustadzah kesayangan. Kalau dulu zaman nenek masih muda, mungkin beliau harus pergi ke masjid untuk bisa ikut pengajian. Enaknya sih ketemu banyak teman, tapi bisa jadi malah sibuk menggosip lupa dengan ceramah ustadz.

Asiknya lagi zaman now itu kita bisa pilah-pilih ustadz mana yang ingin kita dengar. Biarpun jaraknya jauh di luar kota, berkat teknologi live streaming, bukan lagi masalah. Tinggal gunakan smarphone, maka kita bisa melihat wajah sang ustadz terpampang di layar. Hati-hati bagi yang single sepertiku, nanti malah sibuk pantengin wajah ganteng ustadznya, ketimbang ceramah beliau. Tuh kan godaan dunia begitu berat mamen..

Saat aku berpuasa di bulan Ramadhan, sebenarnya memberikan kepuasan tersendiri. Dari segi keduniawian, turun berat badanku beberapa kilo. Itu saja sudah membuat senang bukan kepalang. Meskipun terasa berat di pertengahan, tapi jika mengingat hal tersebut, maka aku akan mencoba bersabar.

Akhir kata, berbicara itu mudah tapi menjalankan itu sulit. Semoga tahun ini aku bisa istiqomah menahan hawa nafsu. Selamat menjalankan puasa sobat, mohon maaf lahir batin..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun