oleh: Moh Afif Sholeh
Sepuluh terakhir memang menjadi penentuan sebelum memasuki finish Ramadhan, sebagian orang sibuk diperjalanan mudik di kampung halaman, sebagian sibuk belanja baju lebaran sampai mall penuh dan sesak pengunjung, ada juga yang menghabiskan waktu untuk beri'tikaf di Masjid. Gito seorang pedagang gorengan sehabis pulang dari jualan, menyempatkan waktu untuk beri'tikaf di akhir Ramadhan, walau istri dan anaknya merengek untuk mengajaknya ke mall untuk membeli perlengkapan mulai baju, sandal sampai kue lebaran.
"Pak, ayo kita ke mall untuk belanja baju!"ajak anak anaknya.
"Sama Mama saja sana, Bapak mau ke Masjid soalnya."Tutur sang Bapak.
"iya kan pak?anak anak inginya sama bapak ke Mallnya."Mama menanggapi.
"Kan sama mama bisa kan?Bapak menjawab ucapan istrinya.
Akhirnya anak anak beserta Mamanya berangkat ke Mall tanpa ditemani oleh Gito.
Ketika I'tikaf ia mendengar penceramah yang menjelaskan tentang konsep keseimbang dalam urusan ibadah dan hubungan dengan manusia yang lain, terutama kewajiaban dengan keluarga yang harus dipenuhi oleh sang suami mulai urusan sandang maupun pangan. Mendengar isi ceramah ini, Gito merasa bersalah karena lebih mementingkan urusan akhirat melupakan kebahagian keluarga. Kemudian ia menyusul istri dan anaknya untuk menemaninya sampai selesai semua.
"Maafkan bapak bila ada kesalahan, bapak merasa bersalah karena sering melupakan kebahagian kalian."tutur sang Bapak.
"Iya pak, kami sudah memaklumi kok. Istrinya mengiyakan.