Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rembulan Jatuh di Pangkuan

19 Mei 2019   00:27 Diperbarui: 19 Mei 2019   00:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rembulan jatuh di pangkuan. Kerlap cahaya sendunya. Memancarkan sinar keteduhan. Ketika kau menumbuhkan awan awan yang hilir. Di antara riak bunga bunga malam. Kulena dalam dekapan berkasnya. 

Henyak dalam panorama indah. Bersama siluetmu. Sebagai raga yang tak hanya sandra. Dalam kepingan kepingan utuh itu. Kaulah gerimis menitis. Embun yang jatuh. Gersik persik yang hingar. Kau lantunan melodi yang mendayu. Kau raja diraja yang menggelombang di ombak debar jantung. 

Permata jingga. Anugerah titipan Ilahi

Sebelum dini hari menjadi pagi. Ketika roda bumi berhenti. Serta gravitasi tak lagi berarti. Karut marut di benakmu itu. Sebagai mendung mendung yang mencacah ranting ranting nurani. Terjerembab dalam ruang ruang berjeruji. Pengab. Basah dan tanpa mahdah. 

Rembulan malam ini jatuh di pangkuan. Di genggaman jemari. Ia bertutur. Cinta abadi adalah cinta hakiki. Di kedalaman mata hati. Adalah cinta murni. Cinta ilhami. Kehadirannya dari Sang Maha Pemberi. 

19 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun