Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 43

10 Mei 2020   04:16 Diperbarui: 10 Mei 2020   04:25 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada tambahan perangkat baru dari Dokter Adli tempo hari saat mereka di Boston. Sebuah kamera super mini beresolusi tinggi yang terpasang di kancing baju. Dia tidak perlu lagi berpura-pura selfi atau apa. Tapi cukup dengan berjalan-jalan dan semua obyek yang diincarnya bisa difoto lalu tertransfer secara otomatis ke gawai dan X-One.

Mekanisme kamera itu lumayan lucu. Dia hanya harus mengetuk jam tangannya maka kamera itu akan menjalankan tugasnya memotret obyek yang dikehendakinya.

Maka sibuklah Akiko setelah keluar dari toilet. Wanita muda yang tangguh itu berjalan kesana kemari dengan sesekali berhenti sambil melihat jam tangannya. Terlihat seperti orang yang sedang tak sabar menunggu. Akiko teringat sebuah ilmu dari Andalas. Apabila kau menjumpai pertanda akan bahaya, maka bahaya itu akan tidak hanya satu. Pasti ada bahaya lain yang mengikuti di belakangnya. Karena itu begitu melihat pria bertampang asia itu bersikap mencurigakan, Akiko sekaligus memeriksa nyaris semua orang. Setelah itu dia mengandalkan intuisinya apakah orang itu perlu dipotret atau tidak.

Akiko duduk kembali di samping Cecilia. Mengeluarkan gawai dan sibuk mengirimkan semua hasil fotonya ke Andalas. Cecilia tersenyum kecil saat sekilas melihat nama Andalas di gawai Akiko.

Setelah itu Akiko nampak tenang. Menyandarkan kepalanya ke kursi dan menggamit Cecilia.

"Ada beberapa orang yang menurutku mencurigakan. Hati-hatilah. Selalu waspada."

Cecilia mendekat mulutnya ke telinga Akiko.

"Kau sudah sangat mirip sekali dengan Andalas. Lekas curiga dan gatal tangan untuk segera menghajar orang."Akiko tertegun. Lalu sadar bahwa Cecilia sedang mengoloknya. Tertawa tertahan lalu memukul pelan lengan Cecilia.

Sebuah getar di kantong bajunya membuat Akiko buru-buru memeriksa gawainya.

Akiko, orang asia dengan koran itu fine. Ada 2 orang yang wajib kau waspadai. Seorang perempuan Kaukasian bertampang Nordik dengan tindik di hidung dan seorang pria Turki umur tiga puluhan yang membawa tas gitar.

Kau yakin? Aku sangat mencurigai orang asia itu.

Yakin. Mungkin dia memperhatikanmu dengan berlebihan karena naksir kamu.

Brengsek kau Andalas.

Akiko memerah mukanya. Dalam hatinya mendadak muncul pertanyaan. Apakah kau tidak naksir aku?

Gawai itu bergetar lagi. Andalas mengirim kembali foto 2 orang yang wajib diwaspadainya. Akiko mengedarkan pandangan ke sekeliling. Itu dia. Perempuan itu nampak cuek terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan seenak hatinya dia mengangkat kaki di kursi ruang tunggu sembari mulutnya tak henti mengunyah permen karet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun