Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menawa Kowe Kelangan Tresna

22 Januari 2020   11:02 Diperbarui: 22 Januari 2020   11:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbok rasakke lakune srengenge
nggremet ing sirahmu kang kaya diobong mowo
kowe pengen kungkum ing jerune segara
njur nyuwun udane teka
ora mandeg-mandeg
wengi kalawan rina
atimu pedot tur kepanasen
pengen gero-gero ning iki durung wayahe goro-goro
lelakonmu isih dowo
nganti mengko nalika kowe ketemu pecate nyawa

Rasane kelangan kuwi
kaya isuk kelangan pedut
kaya sirah kelangan rambut
kaya sore kelangan sakraling bebendu
kaya ratri kelangan mamringing wektu

Kowe mung iso ngadeg ing tengah sawah pinggire kali
ndelengake pari kaya pucuking eri
nunjem ing atimu kang mung siji
njur kowe lungo padasan
arep nyuwun ing ngarsane Pangeran
kekuatan lan ijoling katresnan

Pontianak, 22 Januari 2020

-----

Apabila Kau Kehilangan Cinta

Kau merasakan jalannya matahari
merayapi kepala yang seolah dinyalakan bara api
kau ingin berendam di kedalaman samudera
lalu meminta dengan sangat agar hujan segera tiba
tak akan pernah berhenti
siang dan malam
hatimu sedang patah dan dijerang panas
ingin meratap-ratap namun ini bukan saat yang tepat
perjalanan masih panjang
sampai nanti ketika kau diharuskan pulang

Rasa kehilangan itu
seperti pagi kehilangan kabut
seperti kepala kehilangan rambut
seperti senja kehilangan beberapa perkara
seperti tengah malam kehilangan masa

Kau hanya sanggup berdiri di tengah sawah pinggiran kali
melihat pucuk padi seperti sekumpulan duri
menghunjam hatimu yang cuma satu
lalu kau pergi membersihkan diri di pancuran
memohon dengan sangat di hadapan Tuhan
kekuatan jiwa
dan juga pengganti utuhnya cinta

Pontianak, 22 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun