Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Robohnya Langit Kami

27 Mei 2018   03:58 Diperbarui: 27 Mei 2018   04:25 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menajamkan paruh dan cakarnya

Dengan menggaruk tulang-tulang tak termakamkan

Di peperangan tak terhentikan

Burung-burung Elang

Menyusun kerumitan sarangnya

Dengan potongan kawat dan besi


Dari sisa-sisa pagar dan bangunan tinggi

Robohnya langit kami.  Menimpa kami.  Serpihannya beterbangan setiap hari.  Menancapi wajah dan hati.  Jadilah kami.  Orang-orang hidup yang mati.

Bogor, 27 Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun