Raja seperti disengat kelabang! Seraut wajah tidak asing melongok keluar jendela kereta dan menatapnya lekat-lekat. Â Citra ada dalam mimpinya! Â Berpakaian begitu indah dengan wajah sumringah. Â Tersenyum kepadanya dengan tatapan yang sulit dicerna. Â Senang namun juga sedih. Â Bahagia sekaligus pedih.
------
Sampai rombongan itu sudah terlewat jauh, Raja masih terpaku di tempatnya. Â Mimpi yang aneh. Â Begitu mustahil rasanya. Â Pemuda ini menundukkan muka. Â Kebingungan. Â Apa yang harus dilakukannya sekarang?
Raja sampai pada sebuah kesimpulan. Â Penasaran. Â Dia menoleh mencari-cari orang yang bisa ditanyanya. Â Dilihatnya ada seorang tua berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Ki, maaf boleh saya bertanya?" Raja bertanya pelan agar tak mengagetkan.
Orang tua itu memandangi Raja dari ujung kaki hingga kepala.
"Ada apa jang?"
Raja tersenyum," siapakah rombongan yang lewat tadi Ki? Dan mau kemana mereka? Kelihatannya hendak melakukan perjalanan jauh."
Orang tua itu membelalakkan matanya, menggeleng-gelengkan kepala lalu menghela nafas," rupanya anak ini bukan orang kerajaan sini ya? Â Itu tadi rombongan Paduka Raja Pakuan dan puterinya Dyah Pitaloka Citra Resmi."
Si Aki berhenti sebentar sebelum melanjutkan," mereka sedang dalam perjalanan menuju Majapahit untuk merayakan pernikahan sang puteri dengan maharaja Hayam Wuruk Rajasanagara."
Raja kembali disengat kelabang. Â Sebuah lintasan pikiran menyadarkannya. Â Termasuk juga dari tidurnya.