Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semai di Tanah yang Retak

19 Agustus 2017   10:25 Diperbarui: 19 Agustus 2017   10:55 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: theconflictarchives.com

Kecambah eukaliptus itu melemas

Tanah tempat seharusnya tegak, belah dan retak

Kekeringan ini terlalu panjang

Menghisap air sejadi jadinya

Sampai sampai debu jalanan setebal buku Solilokui Kematian

Semai di tanah yang retak adalah kematian itu sendiri

Akarnya tak dapat menjangkau aliran kehidupan

Itu mirip dengan berusaha bernafas tanpa mau melepas lilitan tali

Matanya tertuju pada lubang makam yang tak perlu digali

Bersama ribuan semai lain

Bersepakat menatap matahari

Bukan memohon agar dikasihani

Namun mengabarkan bahwa bumi pun minta mati

Jakarta, 19 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun