Mohon tunggu...
Marthinus Selitubun
Marthinus Selitubun Mohon Tunggu... Penulis - Hanya seorang hamba

Seorang warga dari Keuskupan Agats Asmat, Papua. Mencoba menginspirasi orang-orang terdekat lewat doa dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mahalnya Secangkir Teh di Monaco!

1 September 2019   00:28 Diperbarui: 1 September 2019   01:48 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Monaco di sore hari {Foto.Christ Rumantir}

"Bapak Ibu... kita sudah sampai di Kerajaan Monaco. Lihat pemandangan indah di sisi kiri kita", kata tourleader Christour Pak Wong Sandy dengan pengeras suara dan disambut kami semua dengan tepukkan tangan.

Pemandangan di sepanjang jalan mendekati negara mungil ini tidak main-main. Gunung, lembah curam, dan lautan birunya sangat mengesankan.

Gedung-gedung menjulang di cekungan terjal menambah keunikan negara kota ini. Pantas saja negara mungil dengan pemandangan yang menakjubkan ini, mampu menarik jutaan wisataan. 

etelah bus tiba di area parkir yang terletak di bawah Museum Oceanographic, kami pun bergegas keluar untuk menikmati indahnya negeri para jutawan ini.

Negara di dalam negara
Aku dan teman-teman berjalan menyusuri kota yang indah ini. Setelah acara bersama, aku memilih menyendiri sejenak di sebuah caf di sudut gang Rue du Palais, yang berseberangan dengan istana kerajaan Monaco.

Kuperbaiki posisi kacamataku sambil mencoba membaca baik-baik daftar harga di menu. Rasanya secangkir teh sudah cukup dan menjadi pilihan terbaik untuk menemaniku menggali informasi tentang negara kota ini. Mengapa harus secangkir teh hangat ?. 

Sambil memegang secangkir teh, tatapan mataku berhenti pada Istana Principaut de Monaco. Istana merepresentasikan kejayaan kerajaan Monaco, yang adalah sebuah negara-kota dan negara terkecil kedua di dunia, setelah Vatikan, yang terletak di antara Laut Mediterania dan Perancis di sepanjang Pantai Biru (Cte d'Azur). Monaco juga adalah negara dengan kepadatan penduduk terbesar kedua di dunia. 

Nama Monaco sendiri berasal dari sebuah koloni Yunani, Monoikos, yang didirikan pada abad ke-6 SM oleh bangsa Phokida (bahasa Inggris: Phocis). Negara mungil ini bersifat monarki, dipimpin oleh Dinasti Grimaldi. Grimaldi adalah nama keluarga bangsawan asal Genova, Francois Guelph Grimaldi, yang hidup di sekitar abad ke-10. 

Grimaldi lalu menyebrang ke Monaco untuk merebutnya dari suku-suku barbar dan mulai membangun negara Monaco. Keturunan Grimaldi inilah yang memegang tampuk pemerintahan tertinggi di Monaco hingga saat ini.

Walaupun luasnya yang hanya 2,02 km persegi, Monaco juga dikenal sebagai negara yang makmur. Rupanya, tarif pajak penghasilan yang rendah membuat banyak orang kaya di dunia memilih tinggal disana. Selain memiliki pajak yang rendah, Monaco juga terkenal dengan tempat judinya di Monte Carlo, sejak tahun 1893.

Katedral Monaco {Foto. Wong Sandy}
Katedral Monaco {Foto. Wong Sandy}

Indahnya Monaco
Kami jalan-jalan sejenak mengunjungi kawasan Monaco-Ville yang merupakan kawasan kota. Di sana terdapat Le Palais des Princes de Monaco atau Istana Pangeran Monaco yang sudah berdiri megah dari abad ke-12.

Monaco juga dilengkapi dengan taman-taman seperti punya taman-taman seperti Taman Jepang dan Jardin Exotique, yang dihiasi kaktus-kaktus raksasa dan pohon-pohon dari Afrika.

Kawasan La Condamine, tempat bersandarnya kapal yacht dan kapal pesiar, yang bisa dinikmati dari atas bukit terjal adalah pemandangan yang super indah. Kafe, restoran, galeri seni, dan toko cinderamata dapat dengan mudah ditemukan di dalam gang-gang di daerah ini. Beberapa dari kami pun menyempatkan diri untuk berbelanja di pertokoan souvenir.
Kami juga mengunjungi Gereja Katedral Monaco yang di dalamnya terdapat makam Dinasti Grimaldi dan Grace Kelly. Sayang sekali, kami tidak bisa mengitari bagian belakang altar dimana terdapat makam keluarga kerajaan dan Puteri Grace. Oh ya, Grace Kelly adalah artis terkenal asal Amerika yang dinikahi oleh Pangeran Rainer III dari Monaco.

Di gereja katedral inilah merela mengikat janji suci perkawinan secara Katolik. Pada tanggal 13 September 1982, di gereja katedral St. Nicholas ini pula puteri yang bergelar Her Serene Highness The Princess of Monaco, dimakamkan pada usia yang ke-52. Setelah wafat pada tahun 2005, Pangeran Rainer, pun dimakamkan berdampingan dengan cinta sejatinya.

"Kita sekarang berada di jalur formula 1", kata Wong Sandy dari Christour. Kami semua antusias merasakan mulusnya jalan F-1 ini. Jalan-jalan ini sendiri terlihat sempit, diapit perumahan penduduk dan pertokoan. Tikungan-tikungannya dan pemandangan indah menjadikan arena ini sebagai salah satu arena balap terunik di dunia.

Bergaya sejenak dilatarbelakangi pesisir pantai {dok.pri]
Bergaya sejenak dilatarbelakangi pesisir pantai {dok.pri]

Ciao Monaco
Setelah menikmati hidangan lokal, kami melanjutkan perjalanan ke kota Nice dan singgah sejenak di desa Eze. Desa ini kecil di negara Perancis ini sangat terkenal dengan ketenangan, keindahan, dan juga parfumnya.

Konon, beberapa tokoh terkenal memiliki villa di sana, seperti vokalis U2 Bono juga pasangan Pangeran Rainier dan Putri Grace Kelly asal Monaco yang memiliki vila di sana.

Wah, syukurlah kami bisa meninggalkan Monaco segera. "Uang bisa habis di sini segera karena mahalnya harga barang," kata salah satu peserta sambil tertawa. Semoga sekali waktu bisa main ke sini lagi dan menikmati kembali secangkir teh seharga tujuh euro di lorong lain di kota yang indah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun