Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Balik Kisah Perempuan Bertudung Bernama Halimah Yacob

13 September 2017   15:30 Diperbarui: 15 September 2017   06:29 3606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bagaimanapun, lebih dari 80 persen populasi kita tinggal di flat HDB dan jika cukup baik untuk mereka, berarti cukup baik untuk saya, " katanya kepada The Sunday Times.

Mereka berdua merobohkan dinding pemisah  flat di Yishun dan mengajarkan hidup berbagi. Semuanya berukuran keluarga dan milik bersama. "Anda tidak membeli barang hanya untuk diri Anda sendiri. Anda membeli barang untuk dibagikan kepada semua orang. " kata Halimah.

Mohamed Abdullah Alhabshee, seorang pengusaha yang menjadi  pilar pendukung karir istrinya. Dia sangat bangga atas prestasi  Halimah, selalu memberikan dukungan moral dan selalu menemani kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat akar rumput. (sumber)

Restu Ibunda

sumber: thestraitstimes.com
sumber: thestraitstimes.com
Sebagai anak yang berbakti, Halimah merawat ibu mertuanya (meninggal pada tahun 1999) dan ibu kandungnya, Maimun Abdullah yang meninggal dalam usia 90 tahun  pada 11 September 2015. Tepat pada hari pemungutan suara.

Hari penuh suka sekaligus duka. Karena walaupun berhasil menang bersama tim PAP-nya, Halimah harus melepas kepergian ibunda yang selalu merestui langkahnya.

Ibundanya membantu merawat anak-anak, ketika Halimah meniti karir dan tenggelam dalam kesibukan. Peran berbalik sewaktu sang ibu menderita demensia, bergiliran dengan anak-anaknya, Halimah merawat ibunya.

Relawan sejati

sumber: mustsharenews.com
sumber: mustsharenews.com
Hidup bersama masyarakat grassroots, membuat Halimah dengan mudah mengetahui  problem yang terjadi  dan cepat bertindak. Seperti ketika virus Zika mewabah,  dia pergi dari pintu ke rumah dan melakukan tindakan pencegahan bersama dengan warga.

Halimah juga terlibat dalam pendistribusian makanan mingguan bagi orang-orang yang kurang beruntung. Dia juga mensosialisasikan pentingnya pendidikan pada keluarga berpenghasilan rendah. Serta mendirikan pusat pendidikan di Marsiling dan Bukit Batok untuk memastikan anak-anak di lingkungan mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan.

sumber:straitstimes.com
sumber:straitstimes.com
Namun, seperti umumnya sosok yang berkibar semakin tinggi, selalu ada kelompok yang tidak menyukai. Mulai dari slogan Halimah yang dianggap tidak ilmiah, boneka PAP, para pembenci menggunakan tagar  #Unconstitutional  #Fraud  #Cheat  #Riggedelection  #Dictatorship #Wastemytime. #NotmyPresident. #NotMalay untuk menunjukkan ketidak setujuan atas terpilihnya Halimah Yacob sebagai presiden mereka.

Tudingan diarahkan pada PM Lee yang dianggap diktator karena memformulasi undang-undang sehingga sulit ditembus. Juga tuduhan bahwa Halimah seharusnya beretnis india (garis ayah) dan bukan Melayu (garis ibu). Pemilihan Halimah sebagai perempuan muslim "berkudung" dianggap tidak layak dan akan membuat tragedi  memalukan di ranah internasional saat bertemu dengan kepala negara asing.  (sumber)

Hmm.... tak jauh dengan tudingan pada presiden RI,  Bapak Jokowi bukan? Dan realitas membuktikan sebaliknya. Kita tunggu saja kiprah perempuan yang penampilannya sangat bersahaja ini, Halimah Yacob.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun