Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin kholeris yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perihal Emosi dan Temperamen terhadap Anak Usia Dini

13 Februari 2019   23:52 Diperbarui: 14 Februari 2019   00:17 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayi-bayi telah memperlihatkan emosi mereka secara berbeda. Ada yang selalu ceria dan ada pula bayi yang cenderung sering menangis. Kondisi tersebut mencerminkan temperamen atau gaya perilaku dan cara berespons yang sifatnya individual.

John W. Santrock (2011), di dalam bukunya juga menjelaskan bahwa psikiater Alexander Chess dan Stella Thomas (Chess & Thomas, 1997; Thomas & Chess, 1991) mengidentifikasikan tiga tipe dasar dari temperamen:

1.Anak bertemperamen mudah (easy child), yang pada umumnya memiliki suasana hati yang positif, cepat membangun rutinitas, pada masa bayi, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman-pengalaman baru.

2.Anak bertemperamen sulit (difficult child), bereaksi secara negatif dan sering menangis, melibatkan diri dalam hal-hal rutin sehari-hari secara tidk teratur, dan lambat menerima pengalaman-pengalaman baru.

3.Anak bertemperamen lambat (slow-to-warm-up child), memiliki tingkay aktivitas rendah, agak negatif, dan memperlihatkan suasana hati yang intensif rendah.

Bentuk-bentuk emosi yang terjadi pada anak begitu beragam, seperti khawatir, murung, kurang percaya diri, dan lain sebagainya. Hal itu tentu saja membutukan bimbingan yang tepat terlebih dari orang tua tentang bagaimana agar anak tidak terlibat dalam kondisi tersebut.

Dalam pengembangan emosi dan temperamen sendiri, terdapat banyak faktor, diantaranya seperti faktor keturunan, faktor lingkungan, dan keadaan anak.

Selain itu, tetap saja bahwa orang tua juga turut andil dalam faktor pengembangan emosi dan temperamen anak dengan cara memberikan perhatian terhadap anak serta pengenalan emosi pada anak beserta dengan cara mengelolanya.

Sumber bacaan:

Concordia Universty-Portland. (2018). Why We really Need SEL (Social-Emotional Learning) Now. Diakses tanggal 13 Februari, dari education.cu-portland.edu

Santrock, John W. 2011. Life-Span Development; Perkembangan Masa-Hidup Ed.13. Jakarta: Erlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun