Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin kholeris yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perihal Emosi dan Temperamen terhadap Anak Usia Dini

13 Februari 2019   23:52 Diperbarui: 14 Februari 2019   00:17 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Thompson (2010), mengatakan bahwa ketika bayi mengekspresikan emosinya, secara tidak langsung bayi telah melakukan komunikasi emosi.

Disinilah peran orang tua, untuk peka dan responsif terhadap ekspresi emosi bayi, yang mana akan membantu mereka menumbuhkan emosinya (Thompson & Newton, 2009). Bentuk-bentuk pertama dari komunikasi bayi berupa tangisan dan senyuman.   

Tangisan bayi pun memiliki arti, setidaknya ada tiga jenis tangisan bayi yaitu:

1.Tangisan dasar (basic cry), tangisan yang berpola. Beberapa ahli meyakini bahwa tangisan dasar ini memiliki makna bahwa bayi sedang merasa lapar.

2.Tangisan kemarahan (anger cry), tangisan yang lebih banyak mengeluarkan udara dari tali suaranya.

3.Tangisan kesakitan (pain cry), tangisan awal yang panjang dan diikuti menahan napas yang tanpa rintihan atau erangan dhulu.

Tidak hanya tangisan yang memiliki jenis-jenisnya, senyuman pun juga, yaitu:

1.Senyuman refleksi, senyuman yang bukan merupakan respons terhadap stimuli eksternal dan muncul selama satu bulan pertama setelah kelahiran, biasanya selama tidur.

2.Senyuman sosial, senyuman yang terjadi dari respons akibat adanya stimuli eksternal, biasanya seperti wajah yang dilihat oleh bayi yang berlangsung di awal perkembangan.

Selain tangisan dan senyuman, Rasa takut juga turut menghiasai emosi bayi yang terbilang paling awal. Biasanya muncul pertama kali di usia sekitar 6 bulan dan puncaknya pada usia 18 bulan (Campos, 2005).

Ekspresi takut yang paling sering diperlihatkan oleh bayi adalah kecemasan terhadap orang asing yang muncul secara bertahap (Scher & Harel, 2008). Tetapi ada pula bayi yang tidak terlalu memperlihatkan rasa tertekan dengan orang asing, selama mereka berada dalam lingkup yang sudah dikenal (Waters & Matas, 1974).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun