Kebahagiaan itu akhirnya tiba. Persiapan pernikahan mereka berdua telah matang. Puri Dalem Solo terlihat sangat indah. Aneka rupa hiasan janur kuning melambai-lambai di halaman. Beberapa abdi dalem sibuk membersihkan halaman Puri Dalem dan pelinggih. Orang luar Puri Dalem juga terlibat dalam persiapan pernikahan itu. Mereka terlihat memasang kain Poleng di seluruh tiang-tiang penyangga Puri Dalem. Dengan motif kotak-kotak hitam putih, kain Poleng itu meramaikan suasana didalam Puri Dalem. Sebagai anak dari seorang bangsawan di Trunyan, Anak Agung Putu Wartayasa ingin melangsungkan pernikahan mereka sesuai adat leluhurnya.
Nampak abdi dalem wanita dalam balutan kebaya putih dengan selendang kuning melilit pinggang sedang meletakkan aneka rupa canang sari di pelinggih yang terdapat di pojok halaman Puri Dalem. Asap wangi dupa mengepul ke udara diiringi aromanya yang sangat harum.
"Bagaimana persiapan untuk besok?" tanya Anak Agung kepada salah satu abdi dalem.
"Semuanya telah siap Tuan. Puri Dalem Solo telah kami sucikan. Pelinggih juga telah kami bersihkan dengan air suci. Tuan bisa menggunakannya untuk sembahyang kepada Sang Hyang Widhi. Semoga acara pernikahan Tuan lancar." ucap abdi dalem.
"Terimakasih atas semuanya." balas Anak Agung. Senyum bahagia terukir di wajahnya.
Setelah mengambil dupa, Anak Agung berjalan menuju pelinggih. Dengan senyum di wajahnya, ia menyalakan lima batang dupa di tangannya.
Oh Sang Hyang Widhi, berikanlah kemudahan dalam urusan ini.
Berkatilah pernikahan kami. Berikanlah kebahagiaan dalam hidup kami berdua.
Hidupku dan hidup Dayu Oka.
Berikanlah kami keturunan yang kelak akan mewarisi garis hidup keluarga kami.
Satukanlah kami da...