Pundak Bunda Alea bergetar hebat. Kian erat Ayah Calvin memeluknya. Satu-dua bulir bening yang menggenangi pelupuk mata Bunda Alea jatuh ke lantai marmer.
"Calvin, kenapa kau tidak memecat Erika saja? Kau bisa melindungi Silvi dengan cara itu, bukan dengan mengorbankan perasaanmu."
"Tidak semudah itu, Alea. Erika bukan orang biasa. Dia mengancam akan menyebarkan kasus ini ke media, memblacklist Silvi agar tidak diterima di sekolah lain, dan mempengaruhi dewan guru agar mengeluarkan Silvi. Berbahayanya orang seperti itu."
Mudahnya orang menggunakan kekuasaan sebagai alat pemuas ambisi. Birokrasi seolah dituhankan. Mentalitas yang dimiliki Ms. Erika sungguh berbahaya.
Dengan wajah sendu berurai air mata, Bunda Alea mengizinkan Ayah Calvin pergi. Demi cinta, demi kasih sayang. Cemburu berdenyut sakit di hati Bunda Alea. Ia tahu, birokrat bermental feodal itu jatuh cinta pada calon suaminya.
Bunda Alea membalikkan tubuh. Berjalan masuk ke rumah. Sampai di ruang tamu, Jose memeluknya. Menatap Bunda Alea tak rela.
"Bunda barunya Jose tetap Bunda Alea. Hanya Bunda cantik yang boleh ada di samping Ayah."
Mana mungkin Jose mau mengganti wanita secantik Bunda Alea dengan Ms. Erika?