Menenggelamkan mereka membasahi tanah air Palestina dengan darah dan nyawa tiada henti. Nada katamu kuat namun masa lalu kelam membekas terlalu dalam. Hingga kau berlari ke sana untuk melupakan kenangan menghitam.  Sesungguhnya itulah tujuanmu.
Kini disinilah kita berdua berada dalam satu pesawat. Seorang lelaki berada di sampingmu tanpa kau sadari. Jiwa yang telah rapuh meninggalkan tubuhku tanpa kuketahui di mana berada. Inginku selalu temani dirimu ke mana saja.
Bahkan Mutiara tidak ketahui kabar kematianku setelah kepergianmu ke bandara. Bukan hanya engkau saja yang mengucapkan selamat tinggal pada senja. Begitupun juga dengan aku. "Astaghfirullah... Astaghfirullah... Firman, Maafkan aku." Katamu menyebut namaku pelan. Dan air matamu perlahan menyusuri wajahmu. Pada akhirnya kita bersama menikmati senja, bukan?Â