Mohon tunggu...
kurniasari desi
kurniasari desi Mohon Tunggu... -

belajar sepanjang hari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

10 April 2013   08:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:26 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu

Ibu ....
Masih ingat tidak ?
Di dusun Karangwinong
Ketika itu umurku 8 tahun
Rumah kita sederhana
Lantainya tanah
Dindingnya anyaman bambu
Dapur kita pawon
Air kita timba dari sumur
Diatasnya sumur pohon bambu nan rimbun
Kadang bulu bambu itu jatuh ke dalam air sumur
Engkau menyebutnya lugut
Lugut itu menyebabkan badanku gatal
Jadi aku punya alasan untuk mandi di kali

Halaman rumah kita
Berbatasan dengan kuburan
Kuburan keluarga Pak Lurah
Dari samping rumah kita
Terlihat kuburan orang-orang kampung
Aku selalu tidak berani ke sumur sendirian
Atau menyapu halaman samping rumah
Kalau terpaksa
Pasti aku selesaikan cepat-cepat

Bu
Dibelakang rumah kita ada dua pohon mangga
Pohon mangga yang berbuah ayam

Seumur kita ditinggal di rumah itu
Belum pernah panen mangga
Tapi setiap pagi ayam beterbangan turun dari dahannya
He..he...ayam kita memang tidurnya di dahan pohon mangga

Dari para ayam itu
Engkau menyediakan kami makanan bergizi
Telur ayam yang lezat
Kalau sudah tua
Pasti engkau akan menyembelihnya dan membuatkan kami opor

Ibu
Aku ingat
Waktu itu  bertiga
Aku dan dua adik
Adik bungsu belum lahir
Kita duduk di depan rumah kita
Diatas batu-batu
Engkau menyuapkan makan ke mulut kami
Nasinya hangat lauk sayur kacang panjang dan tempe goreng
Rasanya enaaak sekali
Engkau menyuapkan dengan cinta

Ibu
Aku ingat sekali
Karena sir sumur kita sering masuk lugut
Engkau membawa cucian ke kali
Sebakul besar kau bawa ke kali
Kali itu  jauh letaknya dari rumah kita
Berangkat pagi-pagi biar tidak kena panas matahari
Dengan hati-hati kau meniti pematang sawah
Kau bawa bakul di pinggangmu
Pasti berat bakul yang berisi baju basah itu
Tapi kau melakukankannya dengan senang hati
Aku paling senang membantumu menjemur baju-baju itu
Karena aku bisa maen petak umpet dengan adik

Terima  kasih ku untukmu Bu
Atas payahmu ketika mengandungku
Atas keringat dan darahmu ketika melahirkan aku
Untuk air susu yang kau teteskan ke mulutku
Atas kantukmu ketika menjagaku
Atas air matamu ketika mengkhawatirkanku

Terima kasih atas cinta dan kasih sayang
Atas pelukan dan ciuman tulusmu
Atas semua pengorbanan dan perjuanganmu

Aku tidak mampu membalas semua yang telah kau lakukan untukku
Aku tidak kuasa memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan dan perjuangan
Sebagaimana yang telah engkau lakukan pada ku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun