Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ratusan Warga Singapura Rencanakan Unjuk Rasa

15 September 2017   10:30 Diperbarui: 15 September 2017   10:39 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden terpilih Singapura, Halimah Yacob , diambil sumpahnya di Istana Kepresidenan Singapura, Kamis (14/9/2017) sore.

Inilah syarat yang gagal dipenuhi dua pesaing Halimah lainnya yaitu pengusaha Farid Khan dan Saleh Marican karena shareholders equity perusahaan yang mereka pimpin tidak mencapai angka yang disyaratkan.

Posisi Presiden Singapura adalah seremonial namun jauh lebih kuat dari presiden seremonial di negara lain.

Presiden Singapura mempunyai hak veto terhadap simpanan keuangan negara dan anggaran negara, penunjukan pejabat publik seperti Ketua Mahkamah Agung (MA), Jaksa Agung, Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Tiga Angkatan.

Presiden juga dapat memveto Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diajukan parlemen.

Calon tunggal

Bukan sekali ini pilpres Singapura berlangsung dengan calon tunggal. Pilpres 1999 dan 2005 juga dimenangkan mantan Duta Besar Singapura untuk AS, SR Nathan tanpa kontes.

Calon tunggal sendiri atau kemenangan walkover bukanlah fenomena baru di dunia politik.

Di Amerika Serikat, sejumlah anggota Kongres terutama yang sudah bertahun-tahun menjadi petahana umumnya terpilih otomatis sebagai calon tunggal tanpa pesaing.

Misalnya di tahun 2010, Senator John Thune, dari negara bagian South Dakota terpilih dengan 100 persen karena tidak ada pesaing.

Baca: Halimah Yacob, dari Penjual Nasi Padang ke Istana Presiden

Thune adalah salah satu senator ternama Partai Republik yang digadang-gadang sebagai capres masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun