Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sastra Manusia Pengharapan

26 April 2019   19:00 Diperbarui: 1 Mei 2019   23:20 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu aku harus menjadi diriku sendiri. Harusnya aku itu bersyukur disaat kebanyakan orang belum kebuka pintu rejekinya aku sudah. Tetapi aku heran dan aku bingung, Apakah ini kebosanan? Apakah ini cobaan? Apakah ini jalan menuju perubahan? semua masih tanda Tanya? Semangat yang dulu ikut berpacu dimana dia sekarang? Seakan hilang di telan lamanya waktu singgah. Ingin perubahan kalau masih berat dengan konsekuwensi pasti nihil hasilnya, antara berani dan tidak berani. Niat kalau belum di beri jalan juga sama nihil hasilnya.

Bagaimana ini? Kelabilan sebagai individualistis seakan menjadi saksi. Dalam hatiku berpikir? aku tidak tahu besok atau kapan, yang aku tahu hanya yang sudah aku jalani. Pengetahuan pada dunia cenderung  terbatas. Tidak ada keahlian hanya bekal pengetahuan. Inilah yang memicu, saya itu tidak bisa apa-apa selain menjalani dengan sedikit menentang budaya yang ada.

Berkat tangan, kaki, otak dan anggota tubuhlah yang membuat aku mampu hidup di sini. Aku harap yang menciptakanku "jika ia ada, tetapi pasti ada dengan bukti eksistensi orang tuaku"  tidak membenciku dan selalu menuntunku. Karena ialah yang membuat aku kuat di sini sebagai manusia yang hidupnya berkumpul dengan manusia-manusia ganjil lainnya. Masa depan hanya sang pencipta yang mengetahuinya "manusia menciptakan hidupnya sendiri". Sudah di pastikan aku hanya menjalaninya saja. Aku simpulkan bahwa "keinginan melakukan manusia adalah jalan hidup manusia itu sendiri".

Pengharapan, Kesenangan dan Makna Berkomitmen 

Tentu dalam hal ini tidak semua manusia pintar itu bijaksana pun sebaliknya tidak semua manusia bijaksana itu pintar. Kategori orang yang sedang mencari itu jelas memakai kecerdasaan, apalagi mencari "pendamping hidup atau rekan kerja untuk bersama menciptakan kehidupannya, sudah pasti orang langsung menganalisa sampai njlimet". Aku berpikir engkau bersikap wajar dan jika aku ada diposisi seperti engkau, aku juga mungkin melakukan hal yang sama. Tetapi aku merasa "mengambigukan sikap adalah hal yang paling tidak baik". Dalam hal apapun manusia tidak akan pernah menemukan apa yang baik dan tidak juga menemukan apa yang buruk. Aku sampaikan lagi bahwa; baik dan buruk adalah metaforanya kehidupan persepsi akan setiap harapan-harapannya sendiri. Dunia ini diciptakan untuk dua hal yang bertentangan misalnya baik dan buruk, hitam dan putih, beragama dan tidak beragama.

Namun itu semua diciptakan untuk saling melengkapi. Jika engkau memilih keadaan statis "baik atau buruk itu sesuatu yang tidak akan pernah engkau dapatkan sebab kehidupan adalah dua hal yang menjadi satu". Kalau memang keteguhan iman-mu tidak mengoyahkan kenyataan, carilah sampai engkau temukan kalau perlu sampai keujung dunia sekalipun karena kehendak manusia adalah kebebasannya sendiri. Kenyataan itu kosong tetapi isi, dan adakalanya kenyataan itu isi tapi kosong.

Maka hidup perlu Ketidakpastian yang memastikan untuk membuat bukan lagi sesuatu yang misteri, manusia dan kehidupan begitu mudah ditebak. Setiap manusia menyulitkan karena watak isolasi manusia itu sendiri. Suara hatiku berkata "kau terlalu mengikuti dogma - dogma yang dikampanyekan dilingkunganmu". Setiap orang ingin yang terbaik itu karena sikap ingin sempurnanya tetapi ada pada harapannya saja. Bukankah sempurna hanya milik akal? Akalmu terus berpikir tentang menjadi sempurna itu? Oleh karena itu, kau begitu mengasingkan dirimu sendiri menjadi tersempurna, aku pun ikut terasing di dalam sebuah perasaan karena tingkahmu cenderung menghakimiku.

Apakah kau tidak merasa kau menyiksa dirimu sendiri wahai manusia pengharapan? aku ingin menyarankan bebaskanlah dirimu. Anak burung menentukan sikapnya untuk belajar terbang karna itu ia belajar terbang. Sesuatu itu tidak mustahil, anak burung itu begitu bahagia merasakan terbang dan melihat indahnya dunia. Tirulah anak burung yang menjadi setara dengan burung - burung yang lain. Jika kau siap buatlah ketidakpastian itu. Mulailah berani memandang dengan sikap optimis dan pesimis. Muara dari itu semua adalah ketidakpastian yang memastikan kita sebagai manusia. Kau pandanglah dirimu lebih dalam, dia berontak ingin menentukan sikapnya. Mempertimbangkan sikap tanda suatu konsep baru dimulai. Manusia yang berani adalah manusia yang tidak ikut mengikuti dan menciptakan jalannya sendiri sesuai dengan konsep baik hidupnya yang lahir dari dalam dirinya sendiri. Hidupnya begitu otonom, tidak ada lagi pembatas yang membatasi.

Dimanapun tidak ada kesenangan murni, bahkan untuk hal yang melampaui dan diharapkan setiap harinya. Ketika seseorang sedang senang kebanyakan tidak sadar apakah kesenangan itu menggangu orang lain atau tidak? Lagi-lagi aku harus membiasakanya, aku harus membiasakan jika orang lain senang aku pun juga harus ikut senang. Saya agak sedikit kecewa karna jarang sekali orang berpikir tentang kesenanganya. Sejenak aku bertanya-tanya apakah aku juga punya kesenangan yang tak terpikirkan, memang yang tak terpikirkan itu yang tak tersadarkan. Umumnya kesenangan adalah hal yang buta, aku pun pernah buta akan kesenangan tetapi entah mengapa aku selalu terselimuti kesadaran mungkin "kesenangan sangat sulit aku dapatkan".

Ada beberapa kesenangan, kesenangan pada lawan jenis, barang, dan sebagainya yang bisa memicu kemelekatan hidup manusia. Sejauh pengamatanku, "kesenangan yang paling tidak disadari itu kesenangan terhadap lawan jenis, mengapa"? Terkadang saat menyukai lawan jenis yang ada hanyalah ambisi harapan untuk mendapatkannya tanpa menyadari apa alasanya. Kasus seperti ini sering terjadi pada anak muda karena yang muda yang berambisi. Aku pun pernah muda dan terjebak pada situasi ini "sungguh menjengkelkan". Kesenangan yang paling candu adalah kesenangan melibatkan perasaan itu menurutku.

Keterlibatan perasaan kepada orang lain (dibaca: lawan jenis) tanpa kesadaran cenderung merusak, inilah yang terjadi masa ini. Aku teringat kata seorang buddhis, dia berkata :cinta (kesenangan) kepada lawan jenis pada masa muda umumnya cinta yang tujuanya untuk bagaimana bisa tidur dengannya menunaikan hasrat sex yang ada dipikiranya. Kata sang buddhis:  inilah bentuk cinta yang tidak murni. "Cinta yang murni itu membangun masa depan bersama". Melihat fenomena yang terjadi saat ini sang Buddhis berkata benar. Yang harus semua sadari itu kesenangan dengan cara yang murni, tidak merusak diri sendiri dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun