Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teratai

23 Oktober 2013   06:00 Diperbarui: 3 Januari 2024   09:33 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berharap. 

Seperti kuncupmu berharap pada senyap, lalu waktu dan angin yang lelah berbaring datang menyeruak menyiangi kelopak dari kelepak riak. Debur cahaya pun turut mencukupkan lambung dari paceklik masa. Tapi semua memang telah terjawab, bahwa kau akan bertahan dari semuanya itu. Pasang dari hujan kan berupaya membenamkan, dan mentari kan sejenak pergi. Serabut cintamu pastilah telah kuat mencengkeram dada bumi, untuk menopang duka bila badai tiba. 

Kau pandai menyembunyikan kebobrokan lara, dan menyatukan semrawutnya kelabang dalam lingkaran-lingkaran riangan yang terapung bersandingan. Karenanya awan kan menyanjung hati bila kau menyapanya jua. Kesabaranmu yang mendalam, nyata pula berakhir bahagia di lengan pelukis yang menghargai nyalamu: bahwa kau juga mengilhami carikan indah pada kanvasnya. Bijih-bijih kerinduan yang tersemaikan. Sesuap nasi yang sederhana. Pada suatu sela di rentang selamanya. 

/2010-2011 

Judul ini pernah ngikut lomba nulis puisi di situseni.com; lalu disunting sedikit beberapa kalimatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun