Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela (Bab 3)

28 Mei 2019   09:34 Diperbarui: 28 Mei 2019   09:34 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

            "Berani sekali kau mencari-cari alasan dan mengucapkan kata-kata sampah seperti itu!"

            "Ananda Pangeran, jaga bicara Ananda!" tegur Ratu tajam.

            Ivan memalingkan wajahnya dengan ekspresi pedih,

            "Maafkan Ananda, Ibunda Yang Mulia" bisiknya lirih.

            "Dokter Istana sudah berusaha semampu mereka dan memberikan yang terbaik untuk merawat dan menjaga Tuanku Yang Mulia. Mereka sudah berulang kali mengingatkan Tuanku Yang Mulia untuk lebih banyak berisitirahat dan menyampaikan kalau hal seperti ini dapat saja terjadi tiba-tiba. Namun Yang Mulia begitu keras hati dan menolak semua nasehat yang diberikan padanya" Ratu mulai terisak, "Bila Ananda Pangeran mencari orang untuk disalahkan, maka salahkan saja Ibunda yang tidak bisa menjaga Tuanku Yang Mulia dengan baik"

            Ratu mulai menangis dengan suara pelan. Ivan menatap Ratu dengan wajah sedih. Perlahan ia berjalan mendekati Ratu dan berlutut di hadapan Ratu. Ivan menggenggam tangan Ratu dengan lembut,

            "Maafkan Ananda, Ibunda Yang Mulia. Ananda benar-benar khawatir, hingga akhirnya Ananda salah bicara. Ananda mohon Ibunda Yang Mulia jangan menangis" Ivan menatap Raja, "Jika Ayahanda Yang Mulia mengetahui hal ini, beliau akan memarahi Ananda karena telah membuat Ibunda Yang Mulia bersedih" Ivan kembali menatap Ratu, "Maafkanlah Ananda. Ananda mohon" bisiknya.

            Ratu menatap Ivan dengan ekspresi sayang. Ratu menyentuh wajah Ivan dan terlihat meneteskan air mata,

            "Siapa yang tak akan khawatir, bila melihat orang yang mereka cintai terbaring tak berdaya seperti ini" Ratu mengalihkan pandangannya pada Raja dan menatapnya sendu, "Yang Mulia. Lihatlah kami ibu dan anak yang begitu mengkhawatirkan Yang Mulia. Kenapa Yang Mulia begitu tega membuat kami menjadi seperti ini?!" isak Ratu.

            Ivan memperhatikan ibunya yang menangis, dengan ekspresi terluka. Ia lalu berdiri dan memeluk pundak Ratu,

            "Ibunda Yang Mulia jangan khawatir. Ayahanda Yang Mulia, begitu kuat dan sangat menyayangi kita. Demi kita, beliau tidak akan apa-apa" Ivan menatap Raja dengan wajah pedih, "Ananda berjanji" bisiknya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun