Mohon tunggu...
Karman Mustamin
Karman Mustamin Mohon Tunggu... profesional -

Achieved a certificate from Jim Russell Racing Drivers School (JRRDS) at Donington Park, in 1993 and held a single seated racing drivers licensed from Royal Automobile Club (RAC), UK.\r\nFounder Smart Driving Institute (SDI). SDI particularly motivating and learning to the road user how to come as a low risk drivers and also develop their driving behavior.\r\nFollow me on twitter: @karman_mustamin

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

10 Mitos Salah Kaprah Tentang Mobil

18 September 2011   10:50 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 41250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia, Indonesia dinilai oleh produsen mobil sebagai pasar potensial. Penilaian ini bertambah kuat setelah pemerintah menerbitkan deregulasi sektor otomotif tahun 2003 silam. Ini memberi peluang masuknya mobil-mobil impor yang sekaligus membawa cakrawala baru.

Berbagai macam merek langsung menyerbu pasar otomotif Tanah Air i- terutama dari produsen Eropa - bersaing dengan produk-produk Jepang yang sudah terlebih dahulu mapan. Kehadiran produk-produk itu, sekaligus mengusung teknologi yang juga tergolong baru bagi konsumen kita.

Dominasi produk Jepang seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Isuzu dan Mitsubishi selama beberapa dekade, menghadirkan pula kesenjangan teknologi sekaligus informasi. Bahkan untuk aspek terakhir ini, juga akhirnya melahirkan berbagai mitos tentang mobil yang dipahami konsumen sebagai kebenaran, namun sesungguhnya tak lebih dari salah kaprah.

Dari catatan saya, setidaknya ada 10 mitos yang hingga sekarang masih dipercayai sebagai kebenaran oleh sebagian konsumen mobil. Berikut, ke-10 mitos dimaksud.

1) Mobil harus indreyen. Ini istilah yang lazim kita dengar. Indreyen dimaksud, yakni proses yang diperlukan mesin agar komponen-komponen di dalamnya bebas dari friksi dan kinerjanya optimal. Karena itu, mobil yang baru dibeli tidak boleh langsung dipakai dengan kecepatan tinggi.

Ini jelas salah kaprah, karena mesin-mesin modern berikut komponennya dibuat dengan presisi tinggi. Bahkan proses optimalisasi kinerja mesin, sudah dilakukan sejak sebelum sebuah mobil masuk ke showroom.

2) Panaskan mesin di pagi hari. Untuk apa? Dulu, mesin perlu dipanaskan dengan alasan agar diperoleh suhu kinerja yang optimal dan agar pelumasan oli merata ke seluruh komponen.

Sekarang ini, konstruksi mesin dirancang dengan alur oli yang lebih banyak sehingga pelumasan langsung merata begitu mesin dihidupkan. Keunggulan ini juga didukung oleh teknologi produk oli. Rangkaian molekul pada senyawa kimia oli tidak mudah terputus sehingga oli akan tetap melekat pada komponen kendati mesin dalam keadaan mati.

3) Gas kencang-kencang sebelum mesin dimatikan. Tidak jelas tujuannya apa. Yang pasti, perlakuan ini akan membuang bahan bakar dengan sia-sia.

4) Mobil Jepang lebih mudah diservis. Tentu saja bila ukurannya adalah banyaknya workshop atau bengkel mobil-mobil Jepang. Wajar, karena produsen Jepang memang lebih dulu melebarkan sayapnya di Indonesia.

Tapi bila bicara tentang servis mesin, nyaris tak ada lagi perbedaan teknologi mesin Jepang dengan mesin-mesin yang dipakai produk Eropa, Amerika, Korea bahkan China. Semua mesin modern sekarang ini, kinerjanya diatur oleh sistem komputer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun