Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Negeri Bedil" Cipacing, Etalase Kreativitas Kelas Dunia di Sudut Kota Tahu Sumedang

29 Januari 2020   07:51 Diperbarui: 9 Desember 2020   09:25 4572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quality Control pada Senapan Produksi Cipacing (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Sumedang Puseur Budaya Sunda dan Icon Tahunya yang melegenda

Menyebut nama Sumedang, kabupaten tertua di Jawa Barat yang dikenal sebagai Puseur Budaya Sunda alias pusatnya budaya sunda ini, umumnya kita pasti langsung teringat dengan tahu sumedang, penganan tradisional berbahan dasar kedelai (Glycine max ) dari negeri Cina yang telah lama dikenal sebagai icon kuliner Kabupaten Sumedang.

Dòufu  (dari bahasa Tionghoa, Hokkian yang dibaca tou-fu atau tāu-hū ) yang akhirnya dilafalkan oleh lidah orang Indonesia menjadi tahu, pertama kali diperkenalkan di Sumedang oleh imigran China, Ong Kino dan selanjutnya dipopulerkan oleh anaknya Ong Bung Keng sejak tahun 1917 (Sumber lain mencatat, pembuatan tahu ini dimulai tahun 1911 yang awalnya hanya untuk konsumsi rumah tangga). Sehingga sampai sekarang di Sumedang sendiri tahu Sumedang juga dikenal sebagai tahu Bungkeng.

Tahu Sumedang (You Tube/Wita Rismayanti)
Tahu Sumedang (You Tube/Wita Rismayanti)

Di tangan generasi sumedang kiwari,  tahu Sumedang atau Tahu Bungkeng tidak hanya populer di kawasan Sumedang dan sekitarnya saja sebagai magnet sejarah, psikologis dan tentunya budaya (kuliner) bagi pariwisata Sumedang, tapi potensi ekonominya yang relatif besar justeru membuatnya terdiaspora hampir ke seluruh pelosok Indonesia. 

Outlet penjual tahu Sumedang kekininan yang biasanya dipadu dengan rumah makan, sejak akhir tahun 90-an mulai banyak berdiri di luar pulau Jawa.

Baca Juga :  Senandika Esok Hari, Mengudap "Legitnya Madu" Ubi Cilembu di Kota Buludru, Sumedang

Bahkan di Kalimantan Selatan, khususnya di kawasan strategis propinsi (ksp) Banjar Bakula, yaitu kawasan Kota metropolitan Banjarmasin dan beberapa kota satelit (penyangga) seperti Kota Banjarbaru, Marabahan (Kab. Barito Kuala), Martapura (Kab. Banjar) dan Pelaihari (Kab. Tanah Laut), outlet Tahu Sumedang terus tumbuh dan bertambah layaknya tumbuhan jamur di musim hujan dengan kreatifitas inovatif masing-masing untuk menarik pembeli.

Saat ini, setidaknya lebih dari 30-an outlet Tahu Sumedang berbagai ukuran (outlet) melayani pembelinya di kawasan Banjar Bakula.

Outlet Tahu Sumedang di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (dokpri)
Outlet Tahu Sumedang di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (dokpri)

Sepertinya soal waktu saja, distribusi sebaran outlet tahu Sumedang bisa menyamai sebaran kedai/rumah makan masakan padang yang telah lebih dulu terdiaspora ke seluruh penjuru nusantara bahkan dunia.

Tapi tahukah anda, kalau Sumedang ternyata tidak hanya mempunyai tahu!?  

Perjalanan panjang Sumedang sebagai kabupaten tertua di Jawa Barat, menjadikan kawasan Puseur Budaya Sunda ini kaya dengan beragam destinasi wisata, berbasis sosial, seni dan budaya, termasuk didalamnya icon dari wisata (budaya) kulinernya yang telah kesohor, tahu sumedang. 

Tidak hanya itu, Sumedang juga mempunyai beragam destinasi wisata alam, sejarah, sport tourism, agrowisata dan yang paling unik dan spesial adalah keberadaan destinasi wisata kreatif  di pusat kerajinan Desa Cipacing, Jatinangor yang sejak tahun 60-an telah dikenal dunia dengan julukannya yang nyentrik, "negeri bedil!"

Industri senapan angin Cipacing (Antara/Arief Priyono)
Industri senapan angin Cipacing (Antara/Arief Priyono)
Kronika "Negeri Bedil " Cipacing  

Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor telah lama dikenal masyarakat sebagai daerah penghasil kerajinan senapan angin alias bedil yang bekualitas, khususnya para penikmat aktifitas menembak, berburu atau sekedar untuk menjaga lahan pertanian atau kebunnya dari hama pengganggu.

Dari fakta inilah julukan "negeri bedil" akhirnya tersemat pada desa yang posisinya benar-benar di ujung teritorial Sumedang, berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung. 

Menurut sejarahnya, keberadaan industri senapan angin di Cipacing tidak bisa dipisahkan dari para pendahulunya di Desa Cikeruh yang sejak jaman pendudukan Belanda tahun 1800-an telah dipercaya oleh para pemilik kebun untuk memperbaiki senapan-senapan mereka.

Kisah dimulai ketika seorang keturunan Menak Sumedang atau bangsawan Sumedang, Raden Soemadimadja yang berkelana dan akhirnya menetap di Cikeruh membuka bengkel besi dan suatu saat diminta memperbaiki senapan milik juragan kebun yang rusak.

Raden Soemadimadja sebenarnya awam soal senapan, tapi posisinya yang tidak memungkinkan untuk menolak permintaan juragan kebun mendorongnya untuk mempelajari seluk beluk senapan secara otodidak dan hebatnya, Raden Soemadimadja akhirnya bisa memperbaiki senapan milik juragan kebun tersebut.

Suasana Bengkel Senapan Cipacing (sumedang.online)
Suasana Bengkel Senapan Cipacing (sumedang.online)

Sejak saat itulah, nama Raden Soemadimadja mulai dikenal para juragan kebun di Jatinangor sebagai ahli memperbaiki senapan.

Seiring perjalanan waktu, Raden Soemadimadja tidak hanya bisa memperbaiki senapan yang rusak saja, tapi juga mampu membuat senapan. Konon, untuk mendalami ilmu tentang pembuatan senapan ini, Raden Soemadimadja pernah belajar sampai ke negeri Belanda dibiayai oleh para juragan kebun.

Setelah puluhan tahun mengalami pasang surut seiring dengan rupa-rupa jaman yang silih berganti mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia mulai dari jaman kolinial, zaman kemerdekaan sampai saat ini dimasa pembangunan, “warisan” keahlian Raden Soemadimadja memperbaiki dan juga membuat senapan masih terjaga dengan baik di sentra kerajinan senapan Desa Cikeruh dan Desa Cipacing.

Konon, fakta ini juga tidak terlepas dari prestise dari profesi perajin senapan angin yang dianggap masyarakat satu level lebih keren daripada profesi umum lainnya. Bahkan karenanya, tidak jarang sampai sekarang masih ada orangtua dari berbagai daerah di luar Desa Cipacing yang ingin menjodohkan anak perempuan mereka dengan lelaki yang bisa membuat senapan. Woooow!


Hebatnya lagi, sebagian besar perajin senapan disini bisa membuat senapan angin dengan model dan sistem apa saja, makanya tidak heran jika mereka juga menerima perbaikan atau servis senapan dengan model dan sistem kerja apa saja, mau sistem pompa, per maupun gas semuanya bisa dikerjakan, termasuk jika ada pesanan senapan dengan bentuk atau motif khusus, asal kalibernya tidak lebih dari 4,5 mm.

Untuk gagang senapan biasanya berbahan kayu sawo (Manilkara zapota), mahoni (Swietenia mahagoni), atau kayu sonokeling (Dalbergia latifolia), sedangkan bagian laras senapan  dirakit dari baja atau besi.

Bahkan Desa Cipacing yang lokasinya lebih strategis di tepian jalan nasional Bandung-Garut (Cileunyi) juga menjadi ruang pajang alias etalase dari berbagai produk senapan buatan perajin dari Desa Cikeruh dan Desa Cipacing sendiri dan telah dikenal dunia sebagai “negeri bedil” terbesar di Indonesia.

Disini, berbagai merek senapan baik buatan lokal maupun import yang semuanya berlabel nama-nama asing seperti Benjamin Franklin, Diana, BSA, Meteor, Canon, Sharp, Bowa dan lainnya, bisa didapatkan dengan harga yang sesuai.

Umumnya harga senapan produk lokal jauh lebih murah dibanding produk import, meskipun kualitas keduanya tidak terpaut jauh.

Dari Didgeridoo Aborigin Sampai Jimbe dan Kalimba Afrika

Keriuhan “negeri bedil” Cipacing semakin menggema keseluruh pelosok nusantara, bahkan dunia setelah semua menyadari, kalau masyarakat "negeri bedil" Cipacing ternyata tidak hanya piawai membuat berbagai jenis dan varian teknologi senapan angin saja, tapi ide dan kreatifitas tanpa batas mereka juga menghasilkan beragam kerajinan tangan kelas dunia yang berkualitas ekspor. 

Jika anda pernah jalan-jalan ke Aussie alias Australia dan sempat berkunjung ke kampung suku Aborigin, tentu anda pasti pernah melihat demo alat musik tiup tradisonal khas Aborigin yang terbuat dari kayu eucalyptus, tanaman khas Australia yang secara alami bagian tengahnya berongga, berbentuk bulat gilig atau silinder dengan ukuran panjang antara 1 - 2 meter yang lazim disebut dengan Didgeridoo?  

Atau mungkin senjata “ajaib” khas Aborigin yang kesohor karena bentuknya yang aerodinamis bisa terbang dan sekaligus bisa kembali kepada pemiliknya ketika tidak mengenai sasarannya yang umum disebut sebagai boomerang?

Anda jangan buru-buru tertarik untuk membeli alat musik tiup yang bisa menghasilkan suara yang unik tersebut, karena besar kemungkinan didgeridoo dan boomerang yang tentunya berharga spesial yang akan anda beli itu merupakan produk asli dari Desa Cipacing, Sumedang yang telah rutin diekspor ke beberapa negara pemesan, seperti Malaysia, India, Belanda, Korea dan pastinya Australia yang notabene menjadi kampung halaman suku Aborigin, pemilik asli didgeridoo dan boomerang.

Beragam Perkusi Tradisional Produk Cipacing (desawisatacipacing.wordpress.com)
Beragam Perkusi Tradisional Produk Cipacing (desawisatacipacing.wordpress.com)
Begitu juga kalau anda berlibur ke Afrika dan mendapati berbagai jenis alat musik perkusi khas dari Afrika bagian barat dan selatan, seperti Jimbe dan  Kalimba yang ternyata juga hasil karya para perajin dari Desa Cipacing yang telah diekspor ke negara-negara asalnya di benua Afrika.

Inilah fakta luar biasanya bakat alam masyarakat Desa Cipacing. Kreatifitas yang telah mendarah daging secara turun temurun sejak jaman nenek moyang menjadikan mereka multitalent yang serba bisa.

Julukan "negeri bedil" yang melekat, secara eksplisit menggambarkan kreatifitas istimewa masyarakat Desa Cipacing dalam membuat dan memproduksi bedil alias senapan. 

Bahkan saking kreatifnya, mungkin ada yang masih ingat dengan kasus pen gun alias senapan pena, yaitu senjata api berbentuk pena yang bisa diisi satu peluru tajam untuk membidik sasaran (jarak dekat)  hasil kreasi "oknum" pengrajin senapan dari Cipacing yang sempat menghebohkan Indonesia, khususnya polisi beberapa tahun silam!? 

Sebelumnya, senjata pen gun pernah populer di dunia setelah James Bond dalam sekuel filmnya Never Say Never Again (1983) menjadikannya sebagai senjata mematikan untuk melumpuhkan musuh-musuhnya.

Meskipun kreatifitas membuat pen gun ini dilarang dan dianggap ilegal, karena dikhawatirkan bisa jatuh ke tangan-tangan yang salah dan dipergunakan untuk tindakan kriminal atau terorisme, tapi fakta  pen gun ini membuka mata kita semua terhadap besarnya potensi kreatifitas dan kecerdasan masyarakat Cipacing dalam berkreatifitas dan berinovasi yang tetap memerlukan dukungan dan pembinaan.

Didgeridoo buatan Cipacing(bachtiarhakim.wordpress.com)
Didgeridoo buatan Cipacing(bachtiarhakim.wordpress.com)

Ibaratnya, benda apapun ditangan masyarakat Sumedang bisa diolah menjadi kerajinan tangan dengan nilai estetika kelas dunia dan juga kebermanfaatan maksimal untuk kehidupan sehari-hari.

Selain bedil alias senapan, Didgeridoo dan boomerang Aborigin Jimbe dan Kalimba Afrika sampai saat ini masyarakat Cipacing telah menghasilkan puluhan jenis kerajinan tangan kelas dunia yang berkualitas ekspor. Ada seperangkat alat musik tradisional angklung, kendang Jaipong, rebana, tamborin, marakas dan gitar gambus/marawis.

Untuk produk seni pertunjukan ada wayang golek dengan berbagai tokohnya seperti Semar, Cepot (Bagong), Gareng, Dawala (Petruk), Rama, Shinta dan yang lainnya.

Uniknya, saat ini wayang golek produksi masyarakat Cipacing tidak hanya diperuntukkan untuk seni pertunjukan saja, tapi banyak juga inovasi kreatif perajin yang memanfaatkan wayang golek sebagai obyek kreasi baru tersebut, seperti pada hiasan/pajangan wayang golek dalam botol, ballpoint atau pena berbentuk wayang golek kecil dan tentunya ganci alias gantungan kunci. Keren kan? 

Gambus dan Wayang Golek Produk Cipacing (newszilla-allaboutfacts.blogspot.com)
Gambus dan Wayang Golek Produk Cipacing (newszilla-allaboutfacts.blogspot.com)
Selain itu, para perajin di kawasan Desa Cipacing yang tercatat sebagai sentra ukiran kayu tertua di tataran Sunda ini  juga menghasilkan beragam jenis lukisan, hiasan ukir-ukiran kayu dalam bentuk mebeller, beragam hiasan dinding berupa senjata tradisional seperti seperangkat panah tradisonal, tombak, panah tiup atau sumpit, juga kelom geulis, beragam model mainan anak-anak dari bahan kayu sampai aneka layang-layang dan aneka patung, baik patung tradisional dari berbagai daerah seperti patung Asmat Papua, patung Dayak Kalimantan, patung Tanimar, beragam binatang, bahkan topeng tradisonal dari berbagai daerah dan hiasan kepala orang Indian juga ada.

Menariknya, beragam produk kerajinan diatas tidak hanya dipajang dan dijual di etalase seputaran Cipacing atau Sumedang dan sekitarnya saja, tapi sudah menjadi pengisi tetap galeri seni di berbagai kota besar dan daerah pariwisata di Indonesia lainnya seperti di Bandung, Jakarta, Jogjakarta, Lombok dan Bali.

Bahkan sebagian besar dari produk-produk  seni tersebut, terkhusus untuk kerajinan patung dan beragam alat musik yang  berbahan kayu mahoni (Swietenia mahagoni) tersebut sudah tembus pasar internasional dan secara kontinyu telah diekspor ke Arab saudi, Perancis, Jepang, Malaysia, Singapura bahkan Amerika.

Artinya, jika anda memutuskan untuk berlibur ke Kota Tahu Sumedang dan mengunjungi "negeri bedil" di Desa Cipacing, maka sama halnya anda juga mengunjungi berbagai negara di dunia yang oleh-oleh khas kerajinan tangannya diimport dari Cipacing! Nah lho...

Manis legit dodol olahan bunda

Makin nikmat tuk teman mancing

Nggak afdol liburan ke tanah Sunda

Kalau nggak sempat mampir ke Cipacing

Jadi kapan mau ngetrip ke Sumedang?

Catatan:
Sumber pustaka digital bisa langsung diklik pada kata/frasa dengan link aktif. Semoga bermanfaat!

WJS (dokpri)
WJS (dokpri)

Kombatan
Kombatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun