Pagi harinya Rahmat bangun kesiangan. Pukul 09.43. Dengan mata pedih dicarinya HPnya. HP terjatuh di lantai.
HP segera diambil Rahmat. Diceknya pesan-pesan yang masuk. Dan ada notifikasi balasan dari Kurnia. Dengan semangat dibukanya HP. Dia merasa telah memberi pelajaran bagi Kurnia yang mendustai janjinya. Dia merasa bisa mendapatkan cewek yang lebih cantik dan pintar di kampus.
"Hai, mas Rahmat. Maafkan aku. Aku tak bermaksud untuk mengingkari janji."
"Aku mengajakmu bertemu malam Minggu kan?"
"Oh iya. Tadi malam kan malam Sabtu. Mas Rahmat lupa ya?"
"Yaudah. Nggak apa-apa. Nanti malam kita nggak perlu ketemu ya. Aku doakan mas Rahmat menemukan perempuan terbaik."
Rahmat kaget dengan chat balasan Kurnia. Tadi malam belum malam minggu katanya.Â
"Ah...nggak mungkin. Kurnia pasti mengada-ada." batin Rahmat sambil membuka HPnya. Matanya terbelalak ketika melihat tanggal dan hari yang tertera hari ini di layar HPnya. Hari ini Sabtu, 4 April. Hari yang ditunggunya untuk bertemu Kurnia.
Rahmat menyadari kekeliruannya. Dia segera menghubungi Kurnia. WA, telepon dan video call. Tak satupun yang ditanggapi Kurnia sekalipun saat ini Kurnia tengah online.Â