Mohon tunggu...
Janet Jarusdy
Janet Jarusdy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Kemoterapi Lebih Membawa Dampak Negatif untuk Penyembuhan Kanker?

24 September 2017   23:09 Diperbarui: 24 September 2017   23:47 2094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya keadaan suatu sel dari jaringan tubuh yang mengalami anomali dalam pertumbuhannya. Untuk memahami lebih dalam, kita harus mengetahui tentang jaringan. Jaringan merupakan kumpulan dari satu atau lebih jenis sel yang mempunyai fungsi serta bersifat sama. Sel- sel dalam jaringan ini melakukan perkembangan dan juga tumbuh dengan melakukan pembelahan diri. Jadi, di dalam penyakit kanker, sel- sel yang mengalami pertumbuhan yang tidak normal itu melakukan proses pembelahan diri suatu sel dari jaringan tubuh secara cepat dan tidak dapat dikendalikan. Sel- sel kanker yang berkembang itu memiliki suatu kemampuan atau sifat yang menyebabkannya dapat menyebar dan menyerang jaringan lain yang ada di sekelilingnya yang disebut infiltratif.

              Pada dasarnya, ada 3 golongan utama dari penyakit kanker, yaitu karsinoma, sarkoma, dan adenokarsinoma. Karsinoma merupakan sel kanker yang mengalami pertumbuhan dari jaringan epitel ( jaringan yang melapisi permukaan dalam organ tubuh maupun saluran dalam tubuh ). Contohnya adalah kanker yang terdapat pada kulit, paru- paru, dan usus besar. Sedangkan sarkoma merupakan sel kanker yang sering ditemukan tumbuh pada jaringan ikat misalnya pada sel- sel otot, tulang- tulang, serta pembuluh darah. Sementara itu, adenokarsinoma merupakan sel kanker yang tumbuh pada kelenjar yang ada di dalam tubuh.

              Tidak sedikit juga orang- orang yang menganggap bahwa kanker merupakan penyakit yang sama dengan tumor. Sebenarnya pemahaman itu salah, kanker memiliki perbedaan dengan tumor meskipun memang ada keterkaitan di antara keduanya. Pertama, tumor merupakan kumpulan massa sel- sel tua yang sebenarnya sudah saatnya untuk mati atau kemunculan sel- sel baru yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh yang pada akhirnya menimbulkan suatu tumpukan sel- sel atau benjolan, benjolan atau sel- sel yang menumpuk inilah yang disebut dengan tumor. Tumor dibagi menjadi dua tipe, yaitu tumor yang jinak dan juga tumor yang ganas. Tumor jinak merupakan tumor yang hanya mengalami pertumbuhan pada salah satu tempat di tubuh saja dan tidak melakukan penyebaran, maka dari itu disebut jinak. Sementara itu, tumor ganas merupakan tumor yang memiliki kemampuan untuk menyebar ke berbagai tempat di dalam tubuh dan menyerang jaringan- jaringan yang ada di sekitar tumor itu berada. Tumor ganaslah merupakan yang biasanya disebut dengan kanker. Maka dari itu, kita bisa tahu sekarang bahwa tidak semua tumor mematikan, melainkan hanya tumor yang ganas.

              Salah satu pilihan pengobatan medis yang paling dikenal masyarakat untuk mengobati kanker adalah kemoterapi. Kemoterapi ini dipercaya memiliki kemampuan untuk menghancurkan atau setidaknya mengurangi laju pertumbuhan sel kanker yang ada di dalam tubuh. Akan tetapi, tidak semua hal dengan sempurna membawa pengaruh positif, kemoterapi pun dapat membawa efek samping yang negatif bagi yang melakukan pengobatan kanker karena pengobatan ini tidak dapat membedakan antara sel kanker dan yang sehat. Akibatnya, kemoterapi dapat memberikan pengaruh bagi sel- sel yang sehat dan normal di dalam tubuh mengalami pembelahan secara cepat, misalnya rambut menjadi rontok, mimisan, kehilangan nafsu makan, muntah, bahkan membunuh sel yang sehat.

              Kemoterapi ini dapat dilakukan dengan 6 cara, yaitu topikal (menggunakan krim yang dioleskan pada kulit), oral (meminum obat), suntik (pada otot atau lemak), intraperitoneal (langsung ke rongga perut), intra-arteri (melalui arteri), dan intravenous (melalui vena).

             Menurut saya, kemoterapi lebih membawa dampak yang negatif daripada dampak yang positif dalam penyembuhan kanker. Pertama, didasari dengan adanya teori serta fakta bahwa pengobatan kanker melalui kemoterapi ini membawa berbagai macam dampak negatif seperti rambut rontok, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, sesak napas, detak jantung menjadi tidak biasa akibat mengalami anemia, mimisan, mengalami kesulitan untuk tidur, rasa letih, lelah, dan merasa lemah, pendarahan pada gusi, serta mengalami konstipasi atau diare meskipun dikatakan bahwa efek- efek samping yang negatif ini akan menghilang dan berhenti setelah yang menjalani proses pengobatan kanker lewat kemoterapi ini tidak lagi menjalani proses kemoterapi lagi.

          Selain itu, obat kemoterapi ini tidak bisa mendeteksi atau memilih serta membedakan sel- sel mana yang merupakan sel- sel kanker dan mana yang merupakan sel- sel yang normal dan sehat. Hal ini akan menyebabkan sel- sel yang normal dan sehat mendapatkan pengaruh dari obat kemoterapi itu dan akhirnya malah mempercepat pembelahan sel- sel tersebut dan bahkan juga merusak serta membunuh sel- sel yang masih normal dan sehat atau belum diserang oleh sel kanker yang tengah berkembang. Perubahan ini tentu terjadi secara cepat, sehingga apabila seseorang yang memiliki penyakit kanker ini tidak kuat atau memiliki ketahanan tubuh yang cukup lemah, maka orang tersebut dapat meninggal dunia.

         Misalnya adalah salah satu dari pegawai dari orang tua saya yang mengidap penyakit kanker payudara yang pertamanya didiagnosa oleh dokter tepatnya stadium 1, tetapi setelah 6 bulan penyakitnya terdiagnosa, pegawai dari orang tua saya pun meninggal. Meskipun saat pertama kali menjalani kemoterapi ia memang terlihat cukup membaik, tetapi pada proses kemoterapi yang ke- 5 dokter mengatakan bahwa kanker yang dideritanya malah semakin memburuk. Setelah kemoterapi ini, akhirnya kesehatannya malah menjadi menurun. Hampir semua rambutnya rontok dan ia menjadi sangat kurus. Ternyata, faktor penyebab ia meninggal dunia yang pertama merupakan adanya keterlambatan dalam melakukan pengobatan setelah dokter mendiagnosa bahwa ia mengidap penyakit kanker, yaitu sekitar 2 bulan setelah terdiagnosa dan yang kedua adalah ketahanan tubuhnya yang lemah sehingga kesehatannya menjadi menurun setelah beberapa kali melakukan kemoterapi karena tidak terbiasa dengan perubahan yang ada di tubuhnya, termasuk penyerangan yang dilakukan obat dari proses kemoterapi pada sel- sel kanker serta sel- sel yang masih sehat dan normal serta sel- sel sehatnya yang juga ikut terbunuh atau terusak melalui pengobatan kemoterapi ini.

         Selain itu, ada pula kasus lain, yaitu tetangga saya yang secara tiba- tiba didiagnosa mengidap penyakit kanker usus stadium 4. Ia berasal dari keluarga yang cukup berada jadi ia dibawa oleh anggota keluarganya ke Singapura untuk menjalani pengobatan. Ia pun didampingi dokter yang dikenal handal dalam menangani penyakit ini. Setelah menjalani beberapa kali pengobatan kemoterapi, dokter tetap mengatakan bahwa ia sudah tidak memiliki harapan bahwa penyakitnya bisa sembuh karena sudah terlalu parah. Ia pun akhirnya dibawa pulang kembali ke Indonesia dan menghabiskan waktu terakhirnya bersama anggota- anggota keluarganya. Dari situ, kita bisa tahu bahwa pengobatan kemoterapi memberikan pengaruh pada penyakit kanker tergantung dari jenis kanker dan juga seberapa parah keadaan penyakit kanker tersebut dilihat dari tingkat stadiumnya.

             Kebanyakan orang mengatakan bahwa kemoterapi dapat menyembuhkan seseorang dari penyakit kankernya dengan menghancurkan sel- sel kanker secara sempurna sehingga mencegah bertumbuhnya kanker di dalam tubuh untuk kedua kalinya khususnya untuk orang- orang yang berada dalam stadium awal misalnya stadium 1 atau orang yang segera melakukan kemoterapi setelah terdiagnosa. Untuk penyakit kanker yang sudah berada di stadium yang tengah, kemoterapi lebih memungkinkan dalam hal memperlambat berkembangnya sel- sel kanker serta menghambat penyebaran sel- sel kanker tersebut ke bagian- bagian tubuh yang lain. Sedangkan untuk penyakit kanker yang sudah berada di stadium akhir atau yang paling parah, kemoterapi dapat menjadi cara untuk mengurangi rasa sakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan sel- sel kanker atau tumor ganas itu.

             Contoh lain adalah penyakit kanker yang diderita salah satu dari artis- artis ternama dari Indonesia, yakni Julia Perez yang sudah mengidap penyakit kanker, tepatnya kanker serviks sejak bulan September tahun 2014 lalu. Setelah beberapa bulan melakukan pengobatan di sebuah rumah sakit yang terletak di Singapura, ia kemudian mengungkapkan pada publik bahwa ia sudah sembuh dari penyakit kanker. Akan tetapi, pada bulan Juni tahun 2016 yang lalu, ia mengumumkan bahwa kanker serviksnya berkembang kembali. Bahkan Julia Perez berkata bahwa kanker serviks yang dideritanya sudah memasuki stadium keempat. Pada bulan Februari tahun 2017, terdapat kabar bahwa Julia Perez dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat atau yang biasa disebut sebagai IGD sebuah rumah sakit di kota Jakarta, tepatnya RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo atau yang biasa disebut juga dengan RSCM karena kaki kirinya mulai mengalami pembengkakan serta dikabarkan menggigil terus- menerus. Akhirnya, diketahui bahwa semua hal itu diakibatkan dari efek samping melakukan pengobatan radiasi untuk melawan kanker yang pernah dilakukan oleh Julia Perez.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun