Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pesan Kopi Sidikalang Untuk Para Penggemar Kopi

24 Mei 2015   22:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:39 2589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_367507" align="alignnone" width="540" caption="cerita kopi ku sumber : http://blog.kompasiana.com/2015/05/08/blog-competition-ceritamu-bersama-secangkir-kopi-743655.html"][/caption]

Kopi, buah dari tanaman sejenis cherry yang menurut sejarahnya adalah buah ajaib yang konon ceritanya ditemukan oleh penggembala ternak di Benua Afrika, Utopia 1000 tahun sebelum Masehi, dan berkembang hingga ke Indonesia dibawa oleh Belanda pada abad ke – 17 dan menjadi buah primadona hingga saat ini. Primadona? Yah primadona karena faktanya hingga sekarang, Indonesia menjadi negara pengekspor kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam.

Memang jika kita telisik sejenak, buah kopi ini jika kita kuliti, kita hisap akan terasa manis bercampur agak pahit, setelah itu tubuh akan terasa segar. Fakta yang menjadikan kopi buah ajaib hingga perlu 10001 cara untuk mengolah kopi menjadi minuman yang sangat digandrungi, disenangi dan menjadi minuman sumber energi yang pertama dan utama bagi seluruh umat manusia di dunia ini. Hampir bisa dipastikan kopi adalah minuman yang disukai oleh semu orang, karena disamping gampang mendapatkan warung kopi, penyajiannya yang simpel, juga cara membuat bubuk kopi yang gampang dan tergantung selera masing-masing. Memang perfecto, bahwa kopi adalah : Minuman energi dan juga berjuta manfaat kopi lainnya bagi tubuh kita.

Sejarah Kopi Sidikalang

Ntah, darimana awal sejarahnya, namun yang pasti Sidikalang (Dairi) adalah daerah di wilayah Sumatera Utara yang juga penghasil kopi yang sangat mendunia. Bersaing dengan kopi dari Gayo, Aceh kopi Sidikalang tidak kalah enaknya dan mampu bersanding dengan kopi Brazil, yang disebut sebagai salah satu kopi terbaik di dunia.

Banyak rekan-rekan Kompasianer mungkin bertanya-tanya dimana itu Dairi atau Sidikalang? Oke, saya lahir dan dibesarkan di salah satu Desa di daerah Kabupaten Dairi, jadi ceritanya Dairi atau Sidikalang ini adalah salah satu Kabupaten yang cukup luas di Sumut dengan 15 Kecamatan, 161 Desa dan 8 Kelurahan. Terletak di bagian barat daya Kota Medan, dengan luas 1.927,96 Km (192.796 Hektar), letak topografinya yang berbukit-bukit, dengan variasi ketinggian berkisar 250 – 1.700 dpl dan kondisi suhu udara yang sejuk, curah hujan yang cukup menjadikan hasil bumi yang paling terkenal dari Dairi ini adalah KOPI. Dari puluhan tahun yang lalu, Kopi adalah ikon komoditi hasil bumi yang paling mendunia dari daerah ini. Kopi Sidikalang adalah ikonnya Kopi jika kita bicara kopi dari Sumatera Utara. Ini adalah fakta.

Jenis Kopi Sidikalang

Ada dua jenis kopi yang dibudidayakan di Sidikalang dari dahulu hingga sekarang. Menjadi saksi hidup bagaimana membudidayakan tanaman kopi di daerah tercinta ini membuat saya berniat untuk menuliskannya kepada teman-teman semua. Semasa saya kanak-kanak, saya sudah diajari oleh orang tua bagaimana menanam kopi arabika dan kopi robusta, bagaimana merawat kopi dengan memberikan kompos, biasanya kompos yang diberikan adalah kompos kotoran ayam yang telah dicampur pupuk urea, atau juga boleh dengan ampas gilingan padi ataupun ampas gilingan biji kopi itu sendiri.

Setelah dicampur maka ditaburi disekeliling batang pohon Arabika atau Robusta, jarak dari batang ke kompos kira-kira setengah meter atau sebatas daun pohon yang menutupi batang pohon kopi. Sungguh sangat gampang merawat pohon kopi ini, disamping kondisi dan kesuburan tanah di dairi yang sangat bagus, juga curah hujan yang teratur dan iklim yang bagus menjadikan tanaman ini tetap memberikan hasil yang maksimal dengan produksi sekitar 6.750 ton lebih untuk kopi Robusta dengan luas perkebunan sekitar 14.117 hektare. Sedangkan untuk kopi Arabika di kabupaten Dairi ada seluas 5.771,5 hektare dengan produksi sekitar 2.650 ton setiap tahunnya.

Mengenang masa-masa dimana untuk menghasilkan kopi Robusta maupun kopi Arabika yang nikmat dari ladang sendiri, anggota keluarga harus gotong royong untuk membuat bubuk teh kopi nikmat. Caranya juga sangat sederhana, yaitu :

¯Setelah kopi Robusta yang sudah matang dipetik dari batangnya, kita giling untuk memisahkan kulit dengan biji kopinya.

¯Setelah digiling, maka dicuci dengan bersih, mencucipun tidak asal dicuci, tetapi dipijak-pijak agar lendir maupun selaput yang mengelilingi kopi lepas bersama dengan air.

¯Setelah bersih, dijemur dalam jangka waktu yang lama, biasanya dijemur di loteng-loteng rumah. Makanya di dairi atau daerah sidikalang maupun daerah lain rata-rata rumah punya loteng, tujuannya agar dapat menjemur kopi di dalam rumah, karena cuaca di Sidikalang tidak menentu, sebentar hujan, sebentar matahari bersinar.

¯Setelah benar-benar kering, maka kopi kembali ditumbuk memisahkan kulit yang sisa dengan biji kopi.

¯Setelah ditumbuk dan dibersihkan baru biji kopi digongseng, digoreng sampai gosong, hitam pekat. Terkadang disini ketawa saat bercermin karena wajah, hidung ikut hitam gosong..he.he.he.

¯Setelah hitam gosong digoreng, kembali ditumbuk atau digiling sampai benar-benar menjadi bubuk. Ingat saat mengongseng atau menggoreng biji kopi, dicampur dengan minyak mentega, kulit manis agar kopinya harum, bisa juga dengan cengkeh, atau daun pandan, biji beras agar kopi tersebut tidak terlalu tinggi kafeinnya (misalnya 6 muk kopi yang digoreng, maka 2 muk beras campurnya), sehingga ini dipercaya turun temurun menjadi obat alami untuk menetralisir kafein tinggi yang terdapat di dalam kopi yang dapat mengganggu kesehatan saat diminum.

Setelah ditumbuk hingga halus dan menjadi bubuk kopi, maka kopi sudah siap untuk dikonsumsi oleh rumah tangga tanpa harus membeli, juga untuk dijual atau dipasarkan dan menjadi produk unggulan rumah tangga di kedai-kedai kopi.

Keunikan Kopi Sidikalang

Kopi sidikalang, kopi yang berjarak 163 kilometer dari Medan, ibukota Sumatera Utara dengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam ini memiliki keunikan sehingga menjadi numero uno di Sumatera Utara hingga dunia. Baik kopi jenis Robusta maupun Arabika tetap disukai oleh para penggemar kopi. Banyak pihak berlomba-lomba untuk berburu kopi dari Sidikalang, ini karena punya keunikan, yaitu :

Kopi “Sigarar – Utang”

Inilah julukan kopi Sidikalang yang tidak bisa dilepaskan dari para petani kopi Dairi. Rata-rata dari semua unsur masyarakat di Dairi maupun yang merantau ke luar dari Dairi tetap memelihara kopi, karena kopi ini mempunyai sihir yang mampu membayar utang (sigarar utang) dan mampu menjadi penyelamat ketika krisis terjadi.

Ini terbukti dialami oleh seluruh masyarakat Dairi. Tahun 1998, ketika terjadi krisis di tanah air, warga Sidikalang seakan-akan tidak mengalami hal itu. Harga kopi yang melambung tinggi, dan buah kopi yang seakan-akan tidak mau habisnya masa itu, memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya. Anak-anak bisa sekolah dengan baik bagi yang mau sekolah, bisa membangun rumah, bisa membayar kredit dari bank, bisa membayar hutang ketika itu, sehingga dari tahun 1998 hingga sekarang, kopi sidikalang dianggap bisa membayar hutang.

Uang kuliah ketika anak kuliah di ITB, UI maupun universitas swasta lainnya dapat ditutupi dengan hasil dari kopi ini. Intinya, hasil kopi ini bisa menyelamatkan hajat hidup orang banyak, juga memberikan kebahagiaan. Semoga para petani dairi tetap mampu mempertahankan ladang kopi mereka.

Kopi Ateng dan Waktu Singkat Untuk Bisa Panen

Disamping produksi kopi yang bisa membayar utang, kopi Arabika telah melanda semua petani Dairi dan ditanam serta mulai meninggalkan jenis kopi Robusta. Kopi Arabika yang telah dimodifikasi yang dulunya kopi Arabika itu menjulang tinggi, sehingga sangat susah untuk memetiknya – karena harus pakai tangga, kursi, memanjat dan harus berjibaku untuk memetik kopi yang tinggi, luas dengan cepat dan tepat – karena harus fighting melawan luwak yang suka makan biji kopi – maka dikembangkanlah jenis kopi varietas baru yang dinamakan dengan Kopi Ateng.

Dikatakan kopi ateng, karena jenis kopi Arabika ini tumbuhnya sudah cepat dan tidak terlalu panjang tumbuhnya, tetapi pendek dengan batang yang dipenuhi oleh biji-biji kopi, sehingga proses memetiknya lebih gampang, lebih cepat dan lebih simpel. Tidak perlu lagi pakai tangga, pakai bangku dan harus memanjat, cukup berdiri atau membungkuk. Disamping itu, cukup menunggu hingga 2,5 tahun setelah ditanam untuk memanen kopi ateng ini. Cukup simpel kan? Makanya hayo berkebun kopi Ateng.

Buahnya bisa dipetik secara rutin, sekali dalam dua minggu saat panen kopi. Panen kopi Ateng ini bisa sampai 4 kali dalam setahun, bulan 2, bulan 5, bulan 7, bulan 10 sampai 11. Proses penjualanya juga sangat murah, seperti yang saya sebutkan diatas, cukup dipetik, digiling, dicuci, dijemur diterik matahari, mulai pukul 08 s/d 1 siang, sambil kembali mengambil kulit-kulit dan biji-biji yang tidak bagus, setelah kering langsung deh dijual ke toke Kopi dan sudah menjadi duit. Jika saat harga melambung tinggi, maka nasib Anda sebagai petani Kopi akan sangat mujur.

Soal perawatan? Hmm cukup jangan biarkan rumput-rumput liar ada disekeliling kopi. Soal pemupukan? Cukup dengan kompos dicampur urea atau garam, boleh 2 atau 3 kali setahun agar tanaman kopi Anda awet menghasilkan buah Kopi. Gampang kan?

Kopi Robusta “Nyaris Hilang”

Nah, sekarang ada fenomena ditengah-tengah petani kopi Sidikalang, dimana mereka sekarang lebih memilih menanam dan menghasilkan kopi Arabika dibanding Robusta, kenapa? Karena kopi Arabika lebih cepat berbuah, lebih gampang mengolahnya dan menjadi duit dan harganya lebih mahal dari kopi Robusta, pun dengan permintaan dari konsumen, lebih banyak dari kopi Robusta. Hal inilah yang membuat petani Sidikalang berpindah ke kopi Arabika. Padahal, dari segi kualitas, citra rasa dan aroma, kopi Robusta lebih baik dari kopi Arabika, setidaknya itu diamini oleh semua petani maupun kalangan pengusaha kopi Sidikalang.

“Saya pernah mengolah kopi jenis Arabika dan mengemasnya menjadi bubuk “sachet”, tetapi yang terjadi adalah kemasan itu tidak laku di pasaran karena rasanya memang sangat jauh berbeda dengan Robusta. Aromanya nyaris tidak terasa sama sekali, seperti yang dimiliki kopi Robusta. Pelanggan tetap memilih Robusta, sedangkan Arabika akhirnya saya hentikan pengolahannya karena tidak laku,” demikian pernyataan bu Aritonang, pemilik dan pengusaha “home industri” kopi Sidikalang bermerek dagang “IDA” yang sudah memulai usaha kopinya sejak puluhan tahun – tepatnya sejak tahun 70-an.

Banyak pengusaha tetap berharap agar kopi Robusta ini tetap ditanam di ladang kopi mereka walau tidak banyak. Setidaknya, menunggu hingga harga kopi jenis Robusta ini stabil dipasaran. Disamping itu juga, pengetahuan untuk mengolah kopi Arabika ini menjadi kopi yang mampu setara kualitasnya dengan kopi Robusta bagi masyarakat petani Sidikalang maupun kalangan pengusaha menjadikan kopi Robusta ini tetap diharapkan jangan hilang dan tinggal nama, sebab kebesaran Kopi Sidikalang terletak dari pengolahan kopi Robusta.

[caption id="attachment_367508" align="alignnone" width="320" caption="luwak memakan biji kopi Sumber : http://kopisidikalang.com/"]

1432481896861854835
1432481896861854835
[/caption]

Kopi Luwak Liar Arabika Sidikalang

Yang terbaru dari Kopi Sidikalang adalah adanya kopi luwak, ini karena memang luwak sangat suka makan biji-bijian kopi Ateng maupun Arabika. Cara pengolahan kopi luwak ini juga sangat tradisional oleh para petani. Kotoran-kotoran biji kopi yang telah dikeluarkan oleh binatang ini, dikumpulkan oleh para petani terpisah dari biji kopi yang asli dari batangnya. Setelah dikumpulkan, kopi luwak yang masih basah ini dibersihkan dengan air bersih, kemudian biji kopi yang sudah bersih dikeringkan dengan cara dianginkan tanpa terkena sinar matahari langsung. Setelah mengalami kekeringan sekitar 18%, kemudian kopi tersebut dikupas dari kulit tanduknya dengan cara menumbuk di lesung kayu sehingga menjadi kopi beras (greenbean).

Green bean kopi luwak tersebut kemudian dianginkan lagi (tanpa sinar matahari) sampai kadar air 12 – 13%. Setelah itu kopi disortir yang jelek dan yang bagus. Meskipun luwak adalah pemilih jenis kopi yang paling mantap di dunia dengan memilih kopi yang paling merah dan paling matang, namun kopi yang dihasilkan masih ada yang rusak, sehingga masih perlu disortir. Sehingga bisa dibedakan mana yang bagus, mana yang jelek atau tidak berisi.

Seperti yang telah kita ketahui, meminum kopi Luwak Liar rutin dengan ukuran yang tepat akan melindungi diri kita dari penyakit diabet tipe 2, parkison, kepikunan dini (Alzaimer), penyakit lever, kanker hati dan jantung koroner. Selain manfaat tersebut, kopi luwak liar mempunyai manfaat yang lebih banyak, diantaranya :

üKandungan asam dalam kopi luwak liar sangat rendah sehingga aman untuk penderita maag.

üKandungan kafein dalam kopi luwak liar 0,5% lebih rendah dibandingkan kopi biasa (12%) sehingga aman untuk penderita penyakit jantung.

üKandungan protein dalam kopi luwak liar sangat rendah sehingga aman untuk program diet protein yang bertujuan mengurangi penderita sakit jantung.

üMenurut tradisi turun temurun dari nenek dan kakek jaman dulu, kopi luwak bermanfaat bagi vitalitas dan asam urat. Kotoran dari binatang luwak berbentuk gumpalan, gumpalan ini berisi hormon dalam tubuh luwak yang membentuknya dari fermentasi selama sekitar 12 jam. Hormon luwak itu masuk dalam kopi yang dimakannya.

üLuwak makan biji kopi pada malam hari dan cuaca sangat dingin dan saat hujan, masyarakat meyakini bahwa kopi luwak bisa menjadi obat asam urat.

Penutup

Alasan lain mengapa kita harus mengkonsumsi kopi, menurut teman saya yang sudah berumur 50 tahun mengatakan bahwa mengkonsumsi kopi sangat baik untuk : (1) mengencangkan kulit, (2) mengurangi rasa lapar, dan (3) meningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan menurut situs berita ternama Amerika, Huffington Post yang saya akui juga sebagai pecinta kopi, bahwa manfaat kopi salah satunya adalah membuat orang yang meminumnya lebih teliti saat bekerja, juga bermanfaat untuk kesehatan.

Dijelaskan kandungan kafein pada kopi mampu membuat mata “MELEK” sehingga ketika membaca atau mengetik, kita atau Anda akan semakin teliti dan mampu menemukan kesalahan ejaan atau yang lainnya – seperti yang Anda lihat di artikel saya ini maupun artikel-artikel lainnya di Kompasiana. Hal ini dibuktikan lewat sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Experimental Psychology.

Alasan lain mengapa Anda kaum Hawa harus mengkonsumsi Kopi, karena mampu mengatasi depresi. Wanita yang minum kopi setiap harinya punya kesempatan besar menurunkan kadar depresi yang dialami, menurut sumber dari Harvard.

Bahkan kopi mampu melindungi otak kita dan mampu menurunkan resiko serangan Alzheimer. Khusus bagi pria, minum kopi mampu menurunkan resiko kanker prostat, kanker kulit jenis carcinoma dan penyakit diabetes tipe 2. Ini adalah fakta dari penelitian Archives of Internal Medicine.

Minum kopi minimal 1 gelas satu hari dapat meningkatkan vitalitas hidup kita, juga menunjang agar kondisi tubuh kita fit. Mau kopi Sidikalang? Silahkan beli di toko-toko terdekat, atau bagi rekan Kompasiana mau kopi Sidikalang? Sila hubungi Saya. Semoga bermanfaat....!!

Medan, 24 Mei 2015

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun