Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyulap Bekas Pabrik Gula Jadi Rest Area Terbesar di Jalan Tol Trans Jawa

26 Oktober 2019   00:07 Diperbarui: 26 Oktober 2019   16:25 7054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rest area km 260 (dok PP Sinergi Banjaratma, dimuat kompas.com)

Negara kita punya banyak sekali Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikoordinir oleh Kementerian BUMN. Rencananya nanti kementerian ini akan ditiadakan dan diganti dengan super holding company atau semacam perusahaan induk utama yang sepenuhnya berorientasi bisnis.

Memang dengan koordinasi di bawah sebuah kementerian, pengelolaan sekitar 140-an BUMN yang ada, terkesan jadi birokratis. 

Padahal berkaca dengan pengalaman negara jiran, ada super holding company Khazanah Nasional Berhad Malaysia dan Temasek Holdings Singapaura yang sudah menunjukkan keberhasilannya di level internasional. 

Mudah-mudahan di masa Menteri BUMN yang baru Erick Thohir, kita juga segera punya yang seperti itu.

Dok pribadi
Dok pribadi
Terlepas dari sejumlah kritik terhadap Kementerian BUMN selama ini, harus diakui bahwa di era Rini Soemarno menjadi Menteri BUMN, aset terbengkalai yang dimiliki sejumlah BUMN, mendapat perhatian yang lebih serius untuk bisa dialihfungsikan.

Contohnya, bila anda melewati jalan tol dari arah Semarang ke Jakarta, di kilometer 260 (titik nol kilometer dihitung dari Jakarta pada ruas tol Jakarta Cikampek), telah hadir rest area terbesar sepanjang jalan tol Trans Jawa. 

Area ini adalah bekas Pabrik Gula Banjaratma yang telah 20 tahun berhenti beroperasi.

Didirikan oleh NV Cultuurmaatschappij Amsterdam pada tahun 1908, terakhir pabrik gula ini dikuasai oleh salah satu BUMN yakni PT Perkebunan Nusantara. 

Namun akhirnya pabrik terpaksa ditutup karena produksinya mulai menurun. Untunglah di atas lahan seluas 10,6 hektar ini bisa "disulap" jadi rest area berkonsep heritage.

Dok pribadi
Dok pribadi
Belum begitu lama rest area tersebut bisa digunakan, karena akhir Januari 2019 lalu, saat saya melewati jalur ini, belum bisa melayani pengunjung. Tapi kabarnya pada libur lebaran 2019 para pengendara sudah bisa mengisi bahan bakar, beribadah, makan dan minum, membeli oleh-oleh, atau sekadar beristirahat di sana.

Ini bukan yang pertama aset terbengkalai dari bekas pabrik gula "disulap" jadi sesuatu yang bermanfaat bagi publik. Dua tahun lalu di Solo, bekas pabrik gula Colomadu telah bertransformasi jadi museum besar bergaya kekinian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun