Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identitas Berubah karena Pilpres?

20 Juni 2019   23:57 Diperbarui: 21 Juni 2019   10:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Woodward melanjutkan, "... Identity consists in a relationship between oneself and one's relationship to broader society, the people one interacts with. Identity is how one perceives oneself. But importantly identity is also about how others perceive one." Secara singkat bisa dikatakan identitas seseorang itu tergantung antara bagaimana dia melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang melihatnya sebaliknya. 

Kasarnya apa yang anda tampilkan adalah cermin yang anda harapkan orang lain juga akan melihatnya sama sesuai keinginan anda (antara pesan dan kesan nyambung), tapi kalau bicara dalam konteks medsos sekarang apa yang banyak yang ditampilkan kerap tidak sesuai dengan apa yang orang lain lihat dan paham. 

Contoh terakhir seorang PNS di Tangerang yang dianggap melecehkan orang lain dengan mengucapkan  kata "babu", sebuah kata penghinaan yang merujuk kepada istilah dalam dunia perbudakan, ironisnya kalau dilihat dari penampilan PNS itu seperti orang yang ramah dan terdidik serta dandanannya yang tertutup tidak menunjang untuk melakukan hal buruk tersebut.

Hal lain identitas seseorang bisa berubah secara fisik tapi juga secara pengetahuan bahasa dan mungkin kadar intelektualnya seperti contoh dalam tulisan Blommaert tentang surat dari seorang murid SMP di Dar es Salaam, Tanzania kepada temannya di Eropa yang ternyata kualitas tulisan baik pilihan kata (vocabulary), tata bahasanya (grammar) dan susunan kata-katanya ternyata tidak memenuhi standar pengetahuan Bahasa Inggris di Eropa. 

Bagi siswi Tanzania hal itu tidak disadarinya karena si siswi ini bersekolah di sebuah sekolah yang termasuk elite di negaranya dan "pengetahuan" Bahasa Inggris yang dikuasainya itu dianggap sudah memenuhi syarat untuk standar negeri itu namun sebaliknya hal itu  malah menjadi bahan ejekan di negara lain. 

Saya jadi ingat tulisan surat dari Kemenpora dalam Bahasa Inggris beberapa waktu lalu yang secara resmi dikirimkan ke luar negeri dengan grammar yang berantakan, kira-kira bagaimana reaksi si penerima surat tersebut?  


Bloommaert menuliskannya,"Where the girl's linguistic capacities in English are valued in Dar es Salaam, Tanzania, to an English speaking European, they do not indicate "elite status and prestige" and are even perceived as deficient".

Identitas seseorang juga dipengaruhi dan dapat berubah karena sejumlah faktor seperti soal politik dan ekonomi seperti yang dijelaskan kembali oleh Woodward "........identity is also influenced by and can change due to other factors. So identity is also influenced by where one lives, economic prospects, and politics, for example". 

Contoh dalam sejarah adalah bagaimana Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela mentransformasi dirinya dari perjuangan secara frontal menjadi kompromi sehingga penguasa yang menjajah negerinya menjadi terpojok karena harus menerima identitas baru musuhnya tersebut dari teroris atau kriminal (outlaw) menjadi pejuang tanpa kekerasan (ahimsa/swadesi) dan pejuang anti kulit hitam (apartheid).

Ternyata identitas seseorang atau masyarakat bisa berubah karena mobilitas yang dinamis baik yang pindah negara atau pindah jalur pendidikan bahkan statusnya dari yang terhormat bisa menjadi dilecehkan ketika tidak mampu menunjukkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris yang baik atau bahkan menjadi lebih baik citranya ketika melakukan kompromi.  

Apakah teman-teman medsos yang beda pilihan politik dan capres yang sekarang masih belum bisa move on termasuk hal-hal yang disebutkan diatas? Sebaiknya anda sendiri saja yang bisa menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun